Oleh : Ma'ruf Amari, Lc., M.Si.
Khusyu' adalah ruh dari shalat. Karena shalat tanpa kekhusyu'an yang dirasa adalah kehampaan dan formalitas belaka, sekedar untuk melepaskan diri dari kewajiban dan tidak memberikan pengaruh dalam kehidupannya. Itu disadari oleh setiap orang yang shalat. Oleh karena itu tatkala seseorang melaksanakan shalat dia berupaya dengan segala cara untuk meraihnya.
Berbagai Fenomena Mereka yang Ingin Meraih Khusyu'
Seseorang yang ingin meraih kekhusyu'an, berupaya memakai pakaian yang bersih dan mengutamakan yang berwarna putih, mengggunakan sarung, peci bahkan tak lupa membawa sorban atau sajadah.
Kemudian berangkat ke masjid dengan sandal yang tidak asal-asalan. Minyak wangipun dia semprotkan di sekujur badannya, bau semerbaknya tercium dari kejahuan.
Sesampainya di masjid -- dan kebetulan belum banyak jama'ah yang datang -- dia pilih shaf paling depan dan yang paling dekat dengan imam dan itu memang sunnah.
Sebelum muadzin selesai dari iqamah dia bersama jama'ah yang lain bergegas untuk berdiri lalu meluruskan dan merapatkan shaf sesuai dengan aba-aba imam shalat.
Dia awali shalatnya dengan menghadirkan niat, dia berkali-kali ucapkan "Ushalli.... ushalli.... ushalli...". Upaya untuk meraih kekhusyu'an itu terkoyak saat dia dengar isakan tangis dari jama'ah yang di sebelahnya. Kemudian muncullah dalam benaknya "Kok dia bisa nangis ya? Padahal saya sudah berupaya untuk khusyu', tapi kok tidak bisa nangis seperti dia".
Sebagian yang lain dia buat ruangan shalat dirumahnya dengan sedemikian rupa untuk meraih kekhusyu'an. Dia cat seluruh ruangan dengan warna putih, dia singkirkan gambar, lukisan dan ornamen-ornamen yang lain. Dia hamparkan karpet tebal dan empuk. Tak lupa pula dia pasang AC agar mendapatkan kesejukan dan ketenangan.
Agar lebih hening saat akan melakukan shalat dia matikan seluruh lampu. Dan pada saat shalat dia pejamkan matanya -- kurang apanya, padahal lampu ruangan sudah dimatikan -- agar lebih hening lagi.
Pertanyaannya apakah dengan seperti itu pasti dia meraih kekhusyuan? Ternyata di tengah shalat muncul pikiran-pikiran tentang berbagai pekerjaan yang belum terselesaiakan di siang harinya tadi.