Khairi Zainul Aziz S.Pd merupakan sosok aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang lahir di Ngawi pada 8 Maret 2000.
Sosok yang kerap disapa Aziz merupakan kader PMII yang lahir dari latar belakang orang tua petani di kecamatan Karangjati Kabupaten Ngawi, dan merupakan anak terakhir dari 2 bersaudara.
Meski dari latar belakang keluarga petani, sosok Aziz yang merupakan lulusan pondok pesantren Al-Basyariyah Pilangkenceng ini mampu mendapatkan pendidikan layak yang hari ini sedang menempuh pendidikan Strata 2 (S-2) dengan rekam jejak baik ketika menjadi aktivis PMII dan gerakan mahasiswa lainnya pada masa kuliah S-1 nya hingga hari ini.
Tentunya berasal dari latar belakang keluarga petani sederhana membuat semangat perjuangan Aziz untuk mendapatkan pendidikan yang tinggi dan mewujudkan cita-cita besar organisasi ini terus membara.
Rekam jejaknya dalam dunia pergerakan dimulai pada tahun 2019 ketika menginjakkan kaki di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo, dan pada tahun itulah Aziz mengikuti kaderisasi formal PMII pertama yaitu Masa Penerimaan Anggota Baru di Rayon Suromenggolo yang kemudian secara sah telah menjadi anggota PMII.
Selama menjadi Mahasiswa Strata 1 (S-1) Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Ponorogo dan sebagai kader PMII IAIN Ponorogo, Aziz aktif dalam membangun lokus-lokus diskusi bagi mahasiswa di kampus yang ditujukan untuk membangun iklim kritis di kampus.
Dalam geraknya membangun iklim kritis di kampus sudah barang pasti menemui jalan terjal, banyak teguran dari pihak kampus diterima karena simbol-simbol nalar kritis dan beragam bentuk perlawanan akan kebijakan yang merugikan ini terus dikaji dan disuarakan bersama dengan sahabat seperjuangannya. Meski tidak secara spontan mengubah iklim kampus, namun perlahan progress perjuangan bersama sahabat seperjuangannya ini dapat dirasakan dengan mulai adanya lokus-lokus diskusi di setiap sudut kampus.
Sejalan dengan itu, hal ini tentu tidak terlepas dari pola kaderisasi yang bersama-sama telah dirumuskan dan sukses membawa nama besar PMII Komisariat IAIN Ponorogo serta kampus IAIN Ponorogo sampai titik ini.
Jenjang kepemimpinannya dimulai ketika Aziz terlibat aktif dalam pencalonan ketua Rayon Suromenggolo. Pada masa itu ia masih duduk di semester 4 dan berhasil memenangkan kontestasi Ketua Rayon Suromenggolo. Selesai masa geraknya menjadi Ketua Rayon Suromenggolo kemudan ia mencalonkan diri sebaga Ketua Komisariat IAIN Ponorogo pada semester 6 dan kembali berhasil mengemban jabatan Ketua Komisariat IAIN Ponorogo periode 2022-2023.
Pada masa kepemimpinannya inilah, PMII Rayon Suromenggolo dan Komisariat IAIN Ponorogo menjadi leading sektor dalam pergerakan mahasiswa Ponorogo.
Dalam lingkup kampus, ia mampu membangun aliansi mahasiswa IAIN Ponorogo, hingga pada waktu menyuarakan aspirasi mahasiswa terhadap rektorat dengan demonstrasi berhasil menggerakkan mahasiswa hingga 500-an masa aksi untuk ikut turun melakukan aksi.
Terhitung pada masa kepengurusannya, ia berhasil menggelar aksi 2 kali di dalam lingkup kampus dengan masa dan dampak yang besar terhadap kampus. Selain itu, Aziz juga berperan aktif dalam mendampingi masyarakat ponorogo yang terdampak Tempat pemrosesan Akhir (TPA) sampah di desa Mrican yang tidak diperhatikan oleh pemerintah daerah Ponorogo.