Lihat ke Halaman Asli

Pertarungan Amunisi Jokowi vs Prabowo

Diperbarui: 11 Agustus 2018   20:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

twitter/kolase - tribunnews

Pilpres 2019 sudah dipastikan akan mengulang pertarungan lama pada pilpres 2014 yang mempertemukan capres yang sama, yaitu Jokowi dan Prabowo suianto. Yang beda pada pilpres 2019 ini adalah cawapres yang mendampingi masing masing calon untuk berlaga di pilpres 2019 mendatang. Calon petahana, Joko widodo memilih Ma'ruf Amin sebagai pendamping untuk melanjutkan cita cita pembangunan bangsa untu periode kedua kalinya. Sedangkan di kubu Prabowo subianto juga telah mendekralasikan calon wakil presidennya yaitu Sandiaga Salahuddin Uno.

Untuk menentukan calon wakil presiden dari calon petahana tidak terlalu ruwet. Karena partai pengusung telah mempercayakan kepada Jokowi untuk memilih sendiri wakil presiden yang akan medampingi beliau pada periode kedua. dalam memilih wakil presiden pak Jokowi pun bukan tanpa kejutan. Nama mantan ketua mahkamah konstitusi Mahfud MD merupakan orang yang digadang gadang akan menjadi wakil presiden Jokowi.

Namun akhirnya KH. Ma'ruf Amin yang dipilih oleh Jokowi sebagai pendamping untuk pilpres 2019. Tentu Jokowi telah memperhitungkan dengan matang realitas politik yang terjadi saat ini sehingga menjatuhkan pilihan kepada KH. ma'ruf amin. Nama KH. Ma'ruf Amin sebenarnya bukan nama baru dalam dunia politik Indonesia. Tercatat bawhwa pak Ma'ruf Amin pernah menduduki beberapa jabatan politik di idonesia diantaranya yaitu:

  •  sebagai anggota dewan pertimbangan presiden (kehidupan beragama) pada tahun 2007-2010
  • Anggota dewan pertimbangan presiden pada tahun 2010-2014
  • Anggota DPRD DKI Jakarta dari utusan golongan 1971-1973
  • Anggota DPR RI pada tahun 1973-1977
  • Anggota DPRD DKI pada tahun 1977-1982
  • Anggota MPR RI pada tahun 1977-1999
  • Anggota DPR RI pada tahun 1999-2004

Sehingga dengan pengalaman yang begitu banyak KH Ma'ruf Amin tidak diragukan kapasitasnya untuk mendampingi Jokowi pada pilpres 2019 mendatang. Walaupun elektabilitas KH. Ma'ruf Amin cukup rendah dibandingan dengan yang lain, namun jokowi nampaknya tetap mempercayakan wakil presiden kepada KH. Ma'ruf Amin karena akan mampu meredam isu isu PADAS(panas dan pedas) didalam politik.

Sedangkan dari kubu Prabowo subianto, terlalu banyak gejolak yang terjadi dalam memilih wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo dalam pilpres 2019. Ada banyak nama yang sudah di gadang gadang akan mendampingi Prabowo dalam pilpres mendatang. 

Ada nama putra bungsu presiden RI ke 6 yaitu Agus Harimurti Yudhoyono yang sekarang menjabat menjadi ketua kogasma (Komandan Satuan Tugas Bersama) partai demokrat, ada juga nama ketua umum Partai Amanat Nasional yaitu Zulkifli Hasan, kemudian dari PKS juga telah mengajukan 9 calon yang akan mendampingi Prabowo dalam kontestasi pilpres 2019. 

Bahkan dari kalangan ulama juga mengajukan/merekomendasikan 2 calon wakil presiden yang dapat mendampingi Prabowo yaitu Ustad Abdul Somad Batubara dan Salim Segaf Al-Jufri, setelah nama tersebut muncul dari hasil ijtima ulama GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa). Namun diantara sekian banyak calon wakil presiden yang akan mendampingi Prabowo, beliau lebih milih nama baru yaitu sandiaga salahudin uno. Nama sandiaga uno memang belum pernah muncul menjelang akhir pendaftaran calon presiden dan wakil presiden 2019. 

Namun menrut Prabowo, sandiaga uno adalah calon wakil presiden yang cocok mendampinginya utntuk menghindari perselisihan diantara partai koalisi. Dari segi kapasitas sebagai seorang politisi sebenarnya sandiaga uno masih baru dalam dunia perpolitikan indonesia. Sandiaga Uno tercatat baru memulai karier politik menjadi wakil gubernur DKI Jakarta setelah memenangkan pilkada DKI pada tahun 2017.

Namun  Hal ini sempat memunculkan kecurigaan dari partai Demokrat. Melalui wasekjen partai demokrat andi arief mengatakan bahwa ada permainan dalam memilih sandiaga sebagai pasangan Prabowo. Bahkan andi arief juga sempat mengatakan bahwa Prabowo merupakan jendral "kardus" karena tidak tegas dalam memimpin koalisi.

Kini kedua pasangan tersebut sudah dapat dipastikan bahwa mereka akan berlaga di pilpres 2019 mendatang setelah resmi mendaftar ke KPU (Komisi Pemilihan Umum) pada jumat 10 agustus 2018.

Sekarang mari kita lihat bagaimana kekuatan amunisi Jokowi- Ma'ruf Amin berhadapan dengan Prabowo-Sandiaga Uno.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline