Usai sudah pagelaran EURO 2016 atau Piala Eropa 2016 yang digelar di Prancis. Setelah melakoni partai puncak di Stade de France pada Minggu 10/07/2016 waktu setempat, Portugal dinobatkan sebagai juara setelah mengandaskan perlawanan Prancis.
Pertandingan berjalan alot dalam waktu normal yang memaksa laga dilanjutkan ke babak extra time. Pada babak inilah hasil tercipta setelah Eder mencetak gol pada menit ke-109. Separuh dari isi stadion pun bergemuruh riuh menyambut gol bersejarah tersebut.
Dan lagi, dengan keberhasilan tim arahan Fernando Santos ini menjadi kampiun sekaligus juga membungkam para pengkritik. Mereka juga seolah mengajarkan pemahaman orang tentang arti kesuksesan dalam sebuah turnamen atau kompetisi. Bahwa tim yang superior dan memainkan permainan indah tak menjamin sebuah tim dapat menjadi sukses.
Dalam sepak bola, kesuksesan dalam meraih gelar memang sarat akan sebuah usaha keras, semangat, kerja sama tim dan permainan bagus nan indah. Namun kita juga tidak boleh lupa dengan yang namanya keberuntungan. Kita sudah tahu banyak tentang pentingnya arti keberuntungan dalam menentukan sebuah hasil pertandingan. Paling terkenal adalah gol tangan Tuhan ala Maradona pada turnamen piala dunia puluhan tahun silam.
Namun terlepas dari peran besar sebuah nama "keberuntungan", tentu banyak aspek-aspek lain yang menjadi faktor penentu keberhasilan itu. Sebut saja taktik, ketenangan, kejelian, kesempatan dalam kesempitan dan lain sebagainya yang semuanya itu diracik sedemikian rupa hanya untuk merebut sebuah kemenangan.
Pada pertandingan final yang baru saja bergulir, kita dapat melihat bagaimana Portugal dapat mengaplikasikan faktor-faktor tersebut di atas lapangan. Salah satu faktor yang paling jelas kita lihat adalah kejelian. Dalam hal ini kita harus memberikan kredit khusus kepada pelatih Portugal.
Cideranya sang bintang Ronaldo pada menit ke-25 seolah menjadi "berkah" bagi Prancis pada awalnya. Ketiadaan Ronaldo mungkin mereka anggap sebagai sebuah kemunduran kualitas di kubu lawan. Mereka pun akan lebih tenang menghadapi pemain lain yang tidak selevel dengan dia dan akan lebih fokus menyerang.
Di sinilah sisi kelemahan Prancis yang kemudian dimanfaatkan oleh Portugal. Mereka lalu bermain kompak dan lebih berhati-hati tetapi jeli dalam mendikte permainan. Memanfaatkan setiap peluang yang ada dan mencoba memprovokasi untuk mengurangi konsentrasi lawan. Hasil ini dapat kita lihat ketika di babak extra time, kejelian seorang Eder yang tidak dalam pengawalan ketat lawan berhasil memanfaatkan peluang yang ada menjadi sebuah gol.
Secara statistik dan permainan Prancis memang superior. Tapi hal tersebut menjadi anti klimaks karena kegagalan meraih gelar juara. Sebaliknya bagi Portugal ini menjadi from zero to hero. Dari sebuah tim yang terseok-seok berselimut dewi fortuna, mereka pun berhasil meraih kesuksesan dengan cara mereka sendiri.
Penulis jadi teringat satu perkataan Jose Mourinho yang bunyinya kurang lebih begini, "Sejarah akan mencatat kemenangan dan gelar, bukan statistik dan permainan". Perkataan ini seolah mengajak setiap orang untuk berpikir realistis tentang arti kesuksesan dalam mengarungi sebuah turnamen.
Selamat untuk Portugal, juara EURO 2016.