Lihat ke Halaman Asli

Suka Duka Pebisnis Pemula

Diperbarui: 17 Februari 2018   00:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Bersama beberapa orang teman kami merintis bisnis berupa sebuah foodcourt. Bisnis foodcourt ini terletak di kota Medan, Sumatera Utara.

Kami memulai usaha ini sejak sekitar 6 minggu yang lalu. Beragam sajian makan dan minum ada disana. Kopi Single Origin, teh, jus dari buah segar, mie goreng, mie rebus, ayam geprek, sop, soto, burger, hot dog, roti bakar, lontong, nasi gurih dan beragam jajanan lainnya ada di sini.

Kami, hadir dengan menyajikan kopi single origin dengan penyajian manual brew. Ketika pelanggan datang, dia bebas memilih jenis kopi sesuai seleranya. Barista di Copita (nama tenant kami) akan memandu Anda untuk mengenali ragam kopi yang kami sediakan. Setelah Anda menentukan pilihab jenis kopinya, Barista Copita akan memastikan pula alat manual brew mana yang seharusnya Anda gunakan. 

Karena, setiap varian kopi memiliki ke khasan, sehingga pengolahan hingga penyajiannya juga berbeda. Semua tergantung selera dan permintaan pelanggan (copiter). Barista copia akan dengan setia menuntun bahkan menunjukkan semua proses sejak pemilihan kopi hingga siap untuk diseruput oleh para copiter.

Di Copita CoffeeShop, alat manual brew yang digunakan antara lain V60, vietnam drip, shypon coffee maker dan presso.

Dalam waktu 6 minggu ini alhamdulillah pelanggan baru sudah mulai bertambah. Walaupun jumlah per harinya fluktuatif.

Kondisi ini menyebabkan penghasilan yang tak menentu dan belum mencapai hasil maksimal. Target sudah dibuat, namun rejekinya yang belum datang juga.

Memang, kata orang tua kita dulu, rejeki itu harus dijemput kalau tak sabar menunggunya datang.

Tak sedikit dari kami yang mulai khawatir akan kelangsungan usahanya. Ada yang sudah mulai uring-uringan untuk bwrjualan. Ada pula yang memutuskan tak berjualan dalam beberapa hari belakangan.

Kalau bahasa anak jaman now, hampir aemua pada galau. Tapi kami memiliki Barista yang luar biasa bersemangat. Bukannya ikut lemas, malah kondisi ini memacunya untuk berinovasi dan mengalahkan tantangan ini.

Ketika yang lain memutuskan libur, dia tetap beraemangat untuk berjualan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline