Lihat ke Halaman Asli

Penerapan Agroforestry dalam Menjaga Kesuburan Tanah

Diperbarui: 18 Maret 2019   16:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Nature. Sumber ilustrasi: Unsplash

Agroforestri merupakan salah satu bentuk penggunaan lahan secara multitajuk yang terdiri dari campuran pepohonan, semak dengan atau tanaman semusim yang sering disertai dengan ternak dalam satu bidang lahan, agroforestri juga dapat membantu mengembalikan fungsi hutan dan lahan kritis agar dapat bermanfaat secara ekologi bagi lingkungan, ekonomi, dan sosial bagi masyarakat. Hal ini disebabkan pengelolaan hutan lestari hanya dapat tercapai jika dapat mengakomodir ketiga fungsi tersebut.

Agroforestri sebagai salah satu teknik dan pola penggunaan lahan diharapkan mampu memecahkan berbagai permasalahan yang disebabkan oleh alih fungsi lahan dengan mengoptimalkan penggunaan lahan. Dikecamatan Pematang Sidamanik sebagian besar merupakan petani, dimana para petani banyak menggunakan pola agroforestri yang memadukan tanaman kehutanan dan pertanian. Masyarakat disana memadukan pohon suren dengan berbagai tanaman pertanian dan perkebunan.

Suren merupakan tanaman kehutanan yang dipergunakan sebagai tanaman agroforestri. Selain berfungsi mengoptimalkan penggunaan lahan dengan sistem agroforestri, tanaman suren memiliki potensi dimana setiap bagiannya dapat ditingkatkan nilai gunanya melalui pemanfaatan yang efektif, sefisien, dan berkesinambungan. Karena mudah tumbuh, suren juga sudah menjadi tanaman yang ditanam turun temurun oleh masyarakat, sehingga pohon suren dimanfaatkan sebagai pohon naungan, untuk pemanfaatan bagian-bagian tanaman saat masih muda, untuk pemanenan kayu dan bisa dijumpai hampir di seluruh lahan pertanian milik masyarakat setempat.

Kayu suren juga menjadi bahan andalan dalam pembangunan rumah oleh masyarakat. Karena sifatnya yang tahan terhadap serangan rayap, dan tampilan kayunya yang tidak kalah menarik dibanding kayu kehutanan lain. Hal ini yang menjadi faktor utama digunakannya suren dalam pola agroforestri oleh masyarakat setempat, dimana para petani melakukan model agroforestri yang mencampurkan tanaman kehutanan dan tanaman pertanian (agrosilvikultural) dimana tanaman pertanian dan semusim yang mendominasi yaitu : cengkeh, kemiri, kopi, mangga, dan coklat.

Hampir seluruh petani bermata pencaharian dari hasil kopi dan cengkeh yang nilai finansialnya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sistem Agroforesty yang temuat dalam Kearifan lokal ini juga berhubungan dengan pertanian berkelanjutan, apabila ditinjau dari 3 pilar berkelanjutan.

Dalam kegiatan bertani petani memanfaatkan hutan sebagai areal ladang, tidak dilakukan sesuka hatinya, terdapat sejumlah aturan yang harus dipatuhi, hal ini dimaksudkan untuk menjaga agar hutan yang merupakan bagian dari kehidupan mereka tetap terjaga kelestariannya, selain itu menanam pohon suren disetiap pinggir ladang dan di tengah-tengah ladang. Hal tersebut dimaksudkan untuk memberikan naungan pada tanaman pertanian/tanaman semusim yang ditanami.

Selain itu juga menghasilkan unsur hara bagi tanaman semusim. Disaat pemupukan tanaman semusim, pohon suren juga akan mendapat asupan unsur hara, dimana pupuk yang diberikan akan dapat pula diserap pohon suren sehingga mempercepat pertumbuhan.

Sistem agroforestri harus diatur dengan baik agar dapat meningkatkan kesuburan lahan sehingga berdampak pada peningkatan kualitas tanah dengan cara pengembalian serasah bekas pangkasan tanaman kayu, daun dan batang sisa panen tanaman bawah dapat dikembalikan ke tanah agar terdekomposisi menjadi humus untuk memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah, selain itu kondisi demikian dapat memperbaiki struktur dan porositas tanah serta lebih lanjut dapat meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan air sehingga dapat meminimalisir kehilangan tanah oleh air dengan demikian maka lingkungan yang diperuntukan sebagai daerah pertanian akan mampu terjaga dalam kurun waktu yang panjang.

Agroforestri juga membawa manfaat bagi masyarakat dari segi ekonomi yang pertama adalah tanaman keras yang termasuk kedalam tanaman buah dapat dimanfaatkan buahnya begitu pula untuk tanaman keras kayu untuk dijual. Oleh karena itu, dengan menerapkan agroforestri akan memberikan kemungkinan bagi pemilik untuk meningkatkan intensitas panen sehingga mampu memberikan untuk menambahkan nilai output, baik berupa finansial maupun hasil fisik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline