"Lingkungan masyarakat adalah dunia belajar yang kaya tentang pengetahuan, pemahaman, penyadaran, dan permenungan nilai-nilai pendidikan yang menghidupkan hidup setiap insan pendidikan. Pendidikan sudah waktunya menembus batas-batas yang mengkerdilkan." (Audacia)
Sepulang sekolah bercerita banyak tentang pengalamannya belajar hari ini di sekolah. Ada antusiasme dan semangat yang membara terujar dari tutur kata yang terus terangkai dengan lancar dan derasnya. Celo benar-benar menikmati pembelajaran hari itu dan menjadikannya pengalaman yang memuaskan hati dan pikirannya sehingga dia tampak ingin berbagi banyak hal tentang pengalamannya.
Rupanya saat pembelajar awal, guru kelasnya mengajak anak-anak keluar kelas bahkan keluar kompleks sekolah untuk jalan-jalan ke pasar tradisional yang tidak terlalu jauh dari sekolahnya. Bagi Celo dan sebagian besar anak, pasar tradisional menjadi sesuatu yang agak asing karena mereka terbiasa dengan pasar modern, seperti minimarket, supermarket, bahkan mall yang memiliki karakter jauh berbeda dengan pasar tradisional. Bagi Celo, ini adalah pengalaman pertamanya pergi ke pasar tradisional.
Celo sangat terkagum-kagum dengan berbagai barang yang dijual di sana karena sangat berbeda dengan pasar modern, bahkan dia pun terheran-heran dengan harganya yang relatif murah. Berlanjut Celo bercerita, dia sangat heran dengan model tawar-menawar di pasar tradisional karena dia terbiasa segala sesuatu sudah ada label harganya jika pergi ke pasar tradisonal.
Pembelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) terapan ini memberikan nuansa baru bagi Celo dan teman-temannya tentang model ekonomi dan sosiologi nyata dalam kehidupan bermasyarakat. Belajar dari kehidupan nyata sejatinya menjadi cerminan merdeka belajar yang otentik dan bermakna sehingga anak-anak mampu membangun pengetahuan dan sekaligus kesadaran yang menggugah nurani dan kepedulian nyata.
Memaknai Lingkungan Sosial Secara Edukatif
Merdeka belajar sangat terbuka dengan pengalaman edukatif di luar tembok sekolah karena hal itu menjadi bagian dari spirit merdeka belajar untuk mengkontekstualisasikan dan mengaktualisasikan pembelajaran yang bermakna. Belajar bukan lagi hanya terperangkap dalam buku teks ataupun tembok kelas, namun belajar sejatinya membuka lebar-lebar mata hati dan pikiran pada realita kehidupan lalu memaknainya dalam kebijaksanaan hidup.
Rasa kagum dan terheran-heran yang Celo rasakan adalah kekayaan yang berharga dalam proses merdeka belajar. Kemerdekaan hati dan perasaan menjadi bagian dari pengolahan rasa yang mengalirkan olah rasa yang baik, seperti empati, simpati, peduli, penghargaan, dan apresiasi diri pada sesama. Buah-buah olah rasa yang positif menjadi bagian dari pengolahan pendidikan yang mengalir pada pembentukan karakter baik.
Bahkan kemampuan Celo melihat perbedaan antara pasar tradisional dan pasar modern bukanlah sesuatu yang buruk, namun justru menjadi olah pikir yang mengembangkan kemampuan berpikir analitis dan kritis. Perbedaan itu memberikan pengalaman baru dalam pikirannya sehingga semakin memperluas wawasan Celo tentang realita di masyarakat. Menikmati perbedaan dan memaknainya sebagai realita yang harus diterima merupakan proses yang baik dalam pendidikan untuk membangun rasa menghargai, menghormati, mengapresiasi, dan toleransi atas keragaman yang ada.
Sudah Waktunya Berubah
Dunia terus berkembang, pendidikan pun sudah seharusnya mengikuti perkembangan itu dalam balutan kreativitas, inovasi, dan perubahan ke arah yang lebih baik. Ada sesuatu yang berbeda, jika Celo mendapatkan pemahaman dan kesadaran itu hanya dari buku teks atau berita tertentu. Pastinya ada kedalaman budi dan hati yang sangat berbeda dibandingkan dengan pengalaman langsung di masyarakat.