"Kalau bisa, saya akan selalu bekerja dalam senyap dan ketidakpastian, dan biarlah upaya saya dikenal melalui hasil-hasil yang tercipta." Ada rasa rendah hati yang tersirat dalam penyataan itu, bahwa ide dan karya biarlah yang semakin dikenal banyak orang sebagai inspirasi dan motivasi yang mengembangkan, bukan justru perhatian yang besar pada pribadi penciptanya. Tidak mudah menjadi pribadi yang seperti itu, karena kecenderungan manusia adalah menonjolkan dirinya dan berharap menjadi pusat perhatian.
Penulis novel dan penyair Inggris, Emile Bronte, pernah menyatakan,Selain itu, banyak orang bekerja atau berkarya dengan serius dan mantap tatkala diawasi atau diperhatikan oleh orang lain, kolega, atau bahkan atasannya. Ada motivasi tersendiri yang muncul dalam hati tatkala diperhatikan oleh orang lain, baik motivasi demi keuntungan pribadi maupun motivasi demi pengakuan nyata atas kinerjanya. Tentu beda halnya, jika bekerja tanpa ada yang mengawasi atau memperhatikan, bekerja sesuka hati dan cenderung lemah dalam etos kerja.
Sejatinya motivasi eksternal seperti itu tidak akan pernah langgeng, dan pada waktunya akan hancur karena penuh dengan kepalsuan dan tidak ada militansi sejati yang membentuk habitus diri. Motivasi internal yang sungguh-sungguh tumbuh dan berkembang dalam diri pada tanggung jawab, loyalitas, integritas, dan totalitas akan memberikan daya yang ampuh untuk bekerja dan berkarya dalam kesinambungan tanpa harus diawasi atau diperhatikan orang lain. Motivasi internal akan memberikan kedewasaan dan orisinalitas diri yang bisa diandalkan setiap saat dalam tanggung jawab kecil maupun besar.
Motivasi kerja sangat beraneka ragam, namun motivasi internal sungguh-sungguh memberikan pondasi sekaligus kekuatan yang terus-menerus berkesinambungan.
Seringkali kagum melihat kolega yang teratur dan tekun melakukan tanggung jawabnya dengan sukacita dan selalu melakukan secara optimal, lebih dari sekadar standar. Kadangkala juga tersenyum miris, ketika mendapati kolega yang menghabiskan banyak waktu untuk hal-hal yang kurang mendukung tanggung jawab dan banyak pekerjaannya terabaikan.Sama halnya ketika melihat anak-anak menikmati dunia pendidikan dalam proses pembelajaran di sekolah. Mereka yang memiliki motivasi internal dalam belajar akan tampak sekali dalam sukacita dan semangat dalam belajar. Mereka mampu belajar mandiri bahkan belajar lebih dari berbagai sumber untuk mengembangkan diri, tidak cukup pembelajaran di kelas bersama guru saja. Sebaliknya, mereka yang belajar dengan motivasi eksternal akan mengalami naik turun dalam proses belajar dan tak jarang mengalami kesulitan dan hambatan yang membuatnya putus asa di tengah jalan.
Pada akhirnya kesungguhan hati dalam setiap tanggung jawab menjadi kunci utama dalam menjalani setiap dinamika kehidupan. Kesuksesan dalam hidup bukan karena orang lain atau sesuatu dari luar diri, sejatinya ditentukan oleh kemantapan dan kualitas diri. Saatnya memotivasi diri selalu untuk maju dan berkembang, tanpa harus mempertimbangkan respon dari orang lain. Lebih celaka lagi, melakukan tanggung jawab agar dipuji, dinilai baik, atau mendapat balas atas kinerja itu. Mari mengendalikan apa yang bisa kita kendalikan, diri kita sendiri. Segala respon dan reaksi dari luar diri akan dengan sendirinya mengalir mengiringi kebaikan dan kualitas diri. Semangat selalu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H