"Tidak seorang pun yang pernah memberikan yang terbaik menyesali apa yang telah diberikannya." Memberikan yang terbaik menjadi bagian erat dari sebuah komitmen diri dalam hidup. Komitmen erat kaitannya dengan nilai-nilai hidup yang ingin dipegang teguh dan menjadi panutan dalam hidupnya. Hidup tanpa komitmen layaknya kapal di tengah samudera tanpa arah dan tujuan, hanya bisa terombang-ambing dan pada akhirnya tenggelam hilang.
George Halas, mantan pemilik NFL Chicago Bears pernah menegaskan,Komitmen diri dalam setiap pribadi senantiasa memberikan arah dan tujuan yang jelas dalam hidup sekaligus memberi daya yang ampuh untuk selalu bergerak. Setiap kata dan langkah yang terurai dari setiap pribadi menjadi kemantapan diri di tengah hiruk pikuk dunia dengan segala dinamika dan problematiknya. Komitmen diri pada waktunya akan mengarah pada kesetiaan dan ketekunan yang merujuk pada kebaikan dan kebajikan. Inilah alasan terpenting setiap pribadi harus memiliki komitmen untuk memiliki habitus baik dan mengarah pada hal-hal baik dalam hidup.
Komitmen diri tidak sekadar tentang niat-niat yang baik, lebih dari itu terkait dengan kesetiaan dalam nilai-nilai hidup dan habitus (kebiasaan) sehingga ada konsistensi sekaligus kedalaman dalam melakukannya. Berteguh dalam komitmen memberikan kesatuan hati dan budi dalam setiap pribadi sehingga ada keselarasan logika dan nurani.
Pengalaman hidup setiap pribadi pastinya memiliki konteks hidup yang beragam dan penuh tantangan. Jatuh dan bangun dalam pengalaman hidup merupakan irama kehidupan yang mesti dijalani dan juga dimaknai. Banyak orang hilang kendali dan juga jatuh pada kejenuhan hidup karena segala pengalaman hidupnya hanya menjadi sekadar peristiwa. Konteks kehidupan ini sejatinya memberikan kesempatan bagi setiap pribadi untuk memberikan makna atas pengalaman itu.
Refleksi diri sesungguhnya menjadi sarana yang ampuh sekaligus menjadi habitus yan bermakna untuk selalu melihat sisi baik dari pengalaman hidup kita, terlebih untuk semakin menyadari peran Sang Pencipta dalam setiap langkah hidup ini.
Kebanyakan orang jatuh pada rutinitas dan lupa meluangkan waktu untuk melihat kembali segala peristiwa dan merefleksikannya sehingga mata hati kita terbuka akan betapa mengagumkannya hidup ini dan mestinya kita bersyukur.Pengalaman dalam konteks kehidupan dan refleksi diri penuh makna ini menjadi lingkaran yang ampuh dalam mengusahakan komitmen diri pada hidup yang berkualitas. Komitmen yang berangkat dari kesadaran pengalaman hidup dan pemaknaannya dalam refleksi diri akan semakin mengokohkan komitmen itu dalam ketekunan dan kesetiaan walau menghadapi tantangan dan halangan.
Sungguh menjadi sebuah harapan besar kita dalam menapaki setiap langkah kehidupan ini bahwa kita memiliki hidup yang bermakna, bernilai, dan berdampak bagi sesama kita. Kebaikan dan kebajikan yang terus-menerus kita tenun dalam kebiasaan hidup baik pastinya tak akan pernah kita sesali. Orang sering berkata bahwa hidup hanya sekali maka sudah layak dan sepantasnya untuk mengusahakan hidup yang bermakna: menjadi pribadi yang berkualitas, menjadi pribadi yang berbagi kebaikan pada sesama, dan menjadi pribadi yang penuh syukur atas segala anugerah-Nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H