Masalah adalah sesuatu yang bisa diolah dan diselesaikan. Jika kita tidak dapat berbuat sesuatu, itu bukan masalah, melainkan keadaan sulit, yaitu sesuatu yang harus kita tanggulangi dan tanggung. Masalah memberikan ruang dan waktu bagi kita untuk menemukan solusi dan aksi ke depannya.
Filsuf Abraham Kaplan membedakan antara masalah dan keadaan sulit.Masalah sejatinya bersifat solutif dan produktif sehingga mengembangkan setiap pribadi yang sedang menghadapinya. Bahkan, masalah dapat menjadi instrumen prediksi untuk membentuk masa depan kita. Tatkala orang mampu menyelesaikan masalahnya maka ada kelegaan dan kemantapan untuk menapaki masa depan dengan tantangan yang lebih berat. Masalah justru memberikan keyakinan bahwa segala masalah pasti ada jalan keluarnya.
Masalah sejatinya tidak diperlakukan sebagai keadaan sulit sehingga kita tidak menerima begitu saja masalah itu, menyerah kalah, atau memandang diri sebagai korban. Sebaliknya, ketika menghadapi masalah dalam hidup ini sudah seharusnya membangun militansi untuk menemukan solusi atas masalah tersebut lewat kreativitas pikiran dan kedalaman nurani. Masalah harus dipandang positif sebagai kesempatan untuk belajar lebih keras dari biasanya.
Seorang atlet belum juga berhasil menorehkan prestasi. Ketika ini dianggap sebagai keadaan sulit bagi atlet tersebut, maka atlet tersebut cukup menerima keadaan yang ada dan selamanya tidak pernah berprestasi. Bahkan, keadaan itu dianggap sebagai korban persaingan tidak sehat dalam kompetisi. Benarkah demikian? Prestasi adalah sebuah masalah yang harus diperjuangkan solusinya. Belajar dari banyak kisah atlet sukses, ada militansi dalam perjalanan hidupnya, dengan kerja keras, disiplin, dan pantang menyerah. Tidak jarang mereka menambah porsi latihannya sebagai salah satu solusi yang dibangun, datang lebih awal beberapa jam dari teman-temannya dan pulang terakhir untuk menambah porsi latihan.
Ini adalah peluang untuk membangun kebiasaan baru yang baik sehingga dengan sendirinya meningkatkan kualitas hidup pribadinya. Menggerutu, mengaduh, mengomel, marah, bahkan menyalahkan orang lain dan keadaan sesungguhnya tidak pernah menyelesaikan masalah. Semuanya dimulai dari dalam diri untuk menyelesaikan masalah.
Sebuah kesadaran yang harus dibangun, bahwa tidak ada seorang pun di dunia ini yang dikecualikan dari masalah. Setiap orang memiliki masalahnya masing-masing. Oleh karena itu, masalah tak terelakkan dan harus dihadapi untuk menemukan solusinya.Pada akhirnya, kegigihan menjadi kunci dari segalanya. Jangan takut dengan masalah, tapi justru kita seharusnya takut pada diri kita yang tidak gigih dalam hidup ini. Konsisten dalam kegigihan adalah pembelajaran hidup yang berharga, yang akan berguna dalam menghadapi setiap masalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H