"Di mana ada manusia, di sana ada peluang untuk kebaikan". Sejatinya manusia diciptakan baik adanya, dan diutus pada semakin berkembangbiaknya kebaikan di muka bumi ini dalam realita nyata relasi setiap pribadi dalam keseharian. Adanya pribadi manusia, komunitas manusia, sesungguhnya menjadi sebuah kesempatan untuk saling mengembangkan nilai-nilai humanitas untuk kearifan dan keluhuran hidup.
Filsuf Romawi, Lucius Annaeus Seneca pernah berkata,Akan tetapi, seringkali setiap pribadi jatuh pada lingkaran diri yang berfokus pada hal-hal sebaliknya, melakukan hal-hal yang tidak baik. Banyak pribadi mudah jatuh pada rasa pesimis, khawatir, minder, putus asa, dan malas untuk berjuang dalam mengusahakan hidup yang bermakna. Banyak pribadi pula jatuh pada egoisme dan sulit untuk membangun rasa peduli, empati, simpati, serta sinergi dengan orang lain.
Memuji orang lain, membantu sesama, dan berpikir positif pada pengalaman menjadi sesuatu yang sangat sulit dalam kehidupan ini. Menyalahkan dan menemukan kesalahan orang lain, membiarkan orang lain dalam kesulitan dan kesusahan, serta berpikir negatif seringkali menjadi kebiasaan dalam relasi di keseharian. Manusia sungguh-sungguh jatuh pada sisi yang tidak mengembangkan, yang melemahkan pikiran, menumpulkan nurani, serta menghambat rasa peduli pada kehidupan orang lain.
John C. Maxwel dalam The Maxwell Daily Reader sangat kuat menegaskan, "Pergoki seseorang saat dia mengerjakan sesuatu dengan benar dan pujilah keberhasilannya". Ini adalah poin penting dalam kehidupan untuk mendewasakan diri dan sekaligus dewasa dalam relasi dengan sesama.
Menemukan hal-hal sederhana dan baik dalam keluarga yang dilakukan oleh anggota keluarga lalu memujinya adalah sebuah habitus baik yang mengembangkan. Atmosfir baik dalam keluarga dibangun dengan hal-hal baik pula. Setiap kali si kecil mampu mengembalikan dan merapikan mainannya, kita memberikan acungan jempol atau pujian merupakan habitus keluarga yang positif. Tatkala si kakak bisa merapikan tempat tidurnya dan kita beri pujian juga merupakan dukungan pada anak untuk berkembang.
Dalam hidup berkomunitas, sejatinya kata yang mendukung seperti "hebat, bagus, baik, mantap, terima kasih, top" atau gesture positif menjadi kebiasaan yang harus ditumbuh-kembangkan dalam setiap pribadi sehingga membangun komunitas yang peduli satu sama lain dalam ikatan batin yang menguatkan sebagai satu kesatuan.
Saatnya dalam kehidupan ini kita berubah dan mengubah. Dari mudah mencela, menjadi mudah memuji kebaikan orang sekecil apapun. Dari gampang menggerutu, menjadi mudah bersyukur atas hal baik yang diterima. Dari mudah mencibir, menjadi mudah mengapresiasi ide maupun karya baik sesama. Dari mencari-cari masalah dan memperbesar hal-hal kecil, menjadi fokus pada solusi atas masalah yang ada. Bahkan, dari biasa menyalahkan menjadi siap bertanggung jawab.
Pada akhirnya, menjadi tanggung jawab kita untuk membangun kebiasaan baik dan melihat hal-hal baik di sekitar kita serta memberikan respon yang baik pula. Waktunya mengisi dengan hal-hal baik untuk pikiran, hati, dan jiwa kita sehingga hal-hal yang baik pula yang keluar dari diri kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H