Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Kita Membutuhkan Orang Lain

Diperbarui: 28 Februari 2024   07:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bersama orang lain dalam kebermaknaan. Sumber: https://fellow.app/blog/productivity

Presiden Woodrow Wilson berkata, "Kita tidak boleh menggunakan akal sehat yang kita miliki saja, tetapi semua akal yang dapat kita pinjam." Hal ini ingin menegaskan tentang betapa pentingnya orang lain dalam hidup kita untuk mengembangkan diri maupun bermakna dalam lingkup yang lebih luas. Rendah hati memahami dan merenungkan ide dan pendapat orang lain adalah modal penting untuk menjadi pribadi yang dewasa dan berkualitas. Pentingnya orang lain ini ditegaskan oleh Presiden Lyndon Johnson, "Tidak ada masalah yang tidak dapat kita selesaikan bersama, dan sangat sedikit yang dapat kita selesaikan sendiri." Kebersamaan memberikan kemudahan dan kebermaknaan.

Kita jelas-jelas membutuhkan orang lain dalam hidup. Bahkan kita terlahir di dunia ini dari buah kasih orang tua, kerelaan dan ketulusan ibu mengandung, melahirkan, dan mengasuh hingga mandiri. Dalam proses belajar jalan dan bicara sebagai fase awal menuju kemandirian, kita sangat dipengaruhi dan dituntun oleh orang lain, orang di sekitar. Pembentukan pribadi dalam fase kehidupan juga tak lepas dari peran orang lain, seperti bimbingan orang dewasa, pendampingan para guru di sekolah, pencerahan jiwa dalam dinamika kegiatan agama, bahkan persahabatan dengan orang lain.

Akal sehat sendiri hanya terbatas, dalam konteks tertentu orang dapat jatuh pada kebuntuan dan ketidakmampuan untuk berpikir jernih. Diskusi mengolah logika semakin memperkaya pemahaman dan kemampuan untuk memiliki visi hidup ke depan. Mengolah akal bersama orang lain menjadi kesempatan belajar yang mengembangkan diri. Kembali rasa rendah hati mau "meminjam" buah-buah akal orang lain yang baik dan bermakna merupakan wujud kematangan pribadi.

Kebersamaan menjadi sebuah sinergis yang bermakna. Orang yang berjuang sendiri, sibuk dengan egonya, terlalu mengandalkan logikanya tanpa mempertimbangkan orang lain senantiasa hanya akan menjadi kesombongan diri yang pada waktunya jatuh pada rasa frustasi, buntu, dan tidak menemukan makna dalam hidup ini. Sehebat-hebatnya melakukan sesuatu dalam hidup dengan hanya mengandalkan kemampuan diri sedniri, tidak ada yang lebih hebat dari keterbukaan hati dan budi bersama orang lain.

Bersyukur bersama orang lain. Sumber: https://www.thesciencebreaker.org

Kita pasti membutuhkan orang lain dalam hidup ini. Maka, sudah waktunya kita bersyukur bahwa ada orang di sekitar kita dalam hidup ini karena merekalah sahabat terhebat di kala suka maupun duka. Dalam dinamika relasi dan komunikasi dengan mereka pastinya ada pasang dan surutnya, namun semua itu proses pembelajaran hidup, ada makna di balik semua pengalaman itu. Lebih menyedihkan dan menyakitkan tatkala kita hidup sendiri dalam ruang lingkup sempit diri kita sendiri. Mari beryukur karena kita punya orang lain, mari selalu memaknai setiap kebersamaan dengan mereka. Hidup pasti bermakna.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline