Dalam keheningan malam yang mengurai budi, meniti setiap kata, mengurut setiap makna, menemukan sebuah wacana yang mengembangkan diri pada persepsi, intuisi, dan visi tentang kehidupan ini. Sinar lampu yang setia merasuk dalam kegelapan, menemani setiap helatan mata menyapu setiap kata yang terurai dalam setiap halaman buku. Perlahan-lahan namun pasti budi menelusur setiap aliran makna menuju pada kelegaan nurani pada kematangan jiwa.
Suatu ketika di suatu waktu di suatu tempat, menghabiskan waktu detik demi detik dalam kemapanan raga dan antusiasme budi menggali kembali setiap makna dalam setiap lembar penuh makna. Halaman demi halaman dalam ketekunan diri, bertekun pada rasa keingintahuan dan kemauan untuk terus memahami setiap kata yang terurai dalam wacana penuh makna.
Suatu kesempatan dalam setiap habitus yang membentuk diri, setia dengan semua rentetan buku di rak yang menggugah jiwa untuk selalu menekuninya, menyelaminya, dan memaknainya dalam dinamika dunia penuh realita. Akal budi selalu disegarkan dan dikuatkan setiap waktu. Hati pun selalu dimantapkan dan dilegakan oleh setiap makna tersirat dan tersurat. Komitmen diri selalu diteguhkan untuk selalu belajar dalam literasi diri.
Akhirnya, tidak pernah ada kesia-siaan dari sebuah ketekunan diri yang selalu dirajut dalam kesetiaan dan kebaikan. Kembali duduk dalam keheningan malam, memaknai hidup dengan segala kekaguman pada wacana dan dunia. Semuanya itu sungguh membangkitkan jiwa pada keutamaan hidup yang penuh makna.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H