Ketika semua penuh corak dan glamor dengan segala dinamika dan euforia dunia, ada sebuah kesederhanaan yang tetap memberi kemantapan hati untuk selalu setia dalam eksistensi diri untuk melayani semesta. Siap disapa, siap dibentuk, dan sedia untuk selalu mengabdi pada kebaikan yang menggugah setiap nurani.
Sederhana dan polos itu justru membawa pada kebaikan dan kebajikan yang mengembangkan sesama dan semesta. Inilah pelayanan sejati, siap memberi tanpa harus menagih janji ataupun balas budi. Selalu menghidupi diri, menginpirasi sesama, dan berperan serta pada kemajuan dunia dalam kerangka humanitas sejati.
Sejarah dunia terpaku pada kepastiannya untuk selalu mengabadikan segala catatan peristiwa dan peradaban dalam setiap masa ke segala masa. Semua tertulis dengan penuh makna, membuka setiap budi untuk memahami dan memaknainya dalam konteks zaman. Segala teori, berbagai cerita, semua ide, dan seluruh esensi hidup terurai dalam kata demi kata merangkai makna.
Walau zaman mulai menembus batas ruang dan waktu, kesederhanaan itu tak luntur ditelan arus zaman. Ada keteguhan hati yang terus mencecap setiap makna pada upaya literasi diri. Bukan untuk dipertarungkan, justru untuk bersahabat dalam sinergi yang mempesona, dunia digital dan dunia literasi manual. Semuanya adalah sarana untuk selalu menemukan makna kehidupan yang mengembangkan jiwa dan raga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H