Perubahan adalah hukum mutlak dalam kehidupan, yang tidak ada pilihan lain. Manusia yang tak lekat dengan perubahan akan menjadi peninggalan kemajuan zaman yang hilang lenyap ditelan hiruk pikuk kehidupan. Tidak berubah berarti siap diam, kaku, dan membisu dalam gelapnya imajinasi tentang kehidupan.
Seorang pengacara terkenal, Kerry Randall, pernah menyatakan, "Berlawanan dengan pendapat popular, hidup tidak akan mejadi lebih baik dengan kebetulan, hidup akan menjadi lebih baik dengan perubahan. Dan perubahan ini selalu ada di dalam diri seseorang. Sebuah perubahan dalam pemikiran yang akan menciptakan hidup yang lebih baik". Menjadi jelaslah bahwa dalam hidup membutuhkan rencana dan daya usaha untuk memperjuangkan hal-hal baik dalam kehidupan itu sendiri.
Perubahan sejatinya bukanlah semata-mata kebetulan dari sebuah konsekuensi dari dinamika kehidupan. Perubahan senantiasa menjadi sebuah kesadaran yang sesadar-sadarnya ada dalam budi dan hati manusia untuk merancang, menata, dan mengusahakan impian dalam hidup. Perubahan menjadi bagian yang menyenangkan dalam mengkolaborasi idealisme hidup, humanisme, dan kesatuan hati-budi dalam setiap kebiasaan hidup. Menjadi mutlak bahwa perubahan harus terjadi dalam setiap diri manusia sehingga kehidupan ini menjadi sebuah arena penuh makna tentang perubahan hidup.
Pribadi-pribadi yang alergi dengan perubahan dan lebih menikmati kemapanan sejatinya sedang berjalan di tempat tatkala dunia atau kehidupan ini sedang berjalan bahkan berlari ke depan dengan segala kemajuan dan perkembangannya. Arus kehidupan memang harus terus mengalir karena begitulah dinamisnya kehidupan. Setiap pribadi harus ikut mengalir dalam arus kehidupan itu tanpa harus terhayut dan tenggelam hilang dalam kekelaman dunia. Menjadi bijak dalam aliran kehidupan adalah sebuah semangat dan nafas yang harus selalu dihembuskan demi kemajuan dalam hidup.
Presiden Franklin Delano Roosevelt menegaskan, "Satu-satunya batas untuk mewujudkan hari esok kita adalah keraguan kita hari ini". Sebuah peringatan yang sangat bermakna, yang selalu mengingatkan setiap pribadi bahwa keraguan akan menggoyahkan kepastian dan kepercayaan dalam hidup yang sesungguhnya menjadi modal perubahan. Keyakinan diri senantiasa mengalirkan harapan dan tindakan yang memotivasi diri pada langkah maju untuk perubahan.
Mengambil istilah Latin, Carpe Diem, memberikan inspirasi yang menguatkan diri terhadap hari ini dan perubahan, setiap orang hendaknya melakukan yang terbaik di hari ini. Carpe diem terdapat dalam buku karya penyair Romawi bernama Horace, berjudul 'Odes', tepatnya pada buku seri 1. Frasa tersebut diambil dari kalimat lengkap carpe diem, quam minimum credula postero, yang memiliki arti 'petiklah hari ini dan percayalah sedikt mungkin akan hari esok'. Bahkan, istilah ini juga dipakai dalam sebuah film inspiratif, Dead Poets Society, sebuah film yang menunjukkan inti dasar sebuah Pendidikan yang seharusnya dan semestinya, yakni perubahan dan humansime.
Hari ini akan selalu ada karena hari esok pada waktunya akan menjadi hari ini. Keyakinan yang tinggi akan kehidupan yang lebih baik pada hari ini, akan memberikan harapan besar untuk memulai hari, sehingga lahirlah tindakan-tindakan baik yang menjadi kebiasaan baik pula. Inilah siklus perubahan hidup yang berkelanjutan sepanjang hayat. Selama manusia masih hidup, di sanalah setiap pribadi menjadi manusia pembelajar yang tak mengenal henti.
Pada akhirnya, pribadi-pribadi yang ingin berubah sudah seharusnya berjuang lebih demi pertumbuhan dan kemajuan. Terkadang setiap pribadi siap memusnahkan kebiasaan lama, cara berpikir lama, dan cara bertindak lama dan menciptkan sesuatu yang baru. Seperti yang diusulkan oleh Pakar Manajemen Tom Peters, "Jangan guncang perahunya tapi tenggelamkan saja dan mulailah dengan perahu yang baru". Mari lahir kembali untuk memperjuangkan kehidupan yang lebih baik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H