Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Refleksi Diri, Pikiran Tanpa Tindakan adalah Mati

Diperbarui: 28 Maret 2023   13:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi dari: www.istockphoto.com/id

Membuat satu langkah pertama di setiap hari adalah sebuah kekaguman dalam hidup yang akan menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam mewujudnyatakan pikiran. Pada waktunya, di kala senja datang, langkah terhenti menuju pembaringan, boleh mengurai makna dalam keheningan dan mengukir hari esok dalam rasa, harapan, dan kasih.

Penyair dan novelis Jerman, Johann Wolfgan von Goethe, pernah berkata, "Berpikir itu mudah, bertindak itu sulit, dan menerapkan pikiran dalam tindakan itulah hal yang paling sulit di dunia". Mungkin itulah sebabnya begitu sedikit orang melanjutkan dan melangkah pada tindakan. Terkadang terlalu liar dan buas pikiran manusia yang terucap dalam kata-kata dan tulisan, yang begitu menusuk sum-sum kehidupan manusia tanpa memberikan makna dan realita yang meningkatkan kualitas hidup manusia. Semua hanyalah kata-kata yang terurai tanpa meninggalkan kesan yang menggerakkan sukma.

Dalam keseharian hidup manusia, ada begitu banyak relasi dan komunikasi bahkan persekutuan komunitas yang mencoba menghidupkan hidup lewat berbagai buah pikiran yang diturunkan dari berbagai sumber inspiratif. Ada antusiasime yang begitu besar untuk menjadikan hidup lebih berkualitas namun celakanya hanya sebatas pikiran dan kata-kata yang mengalir tiada henti tanpa mengenal arah dan tujuannya. Kata-kata hanyalah kata-kata, buah pikiran tetaplah buah ide yang akan membusuk ditelan waktu. Semua harus menjadi realita untuk menemukan makna dalam setiap jiwa dan raga manusia bersama semesta.

Gregg Harris memberikan analisisnya bahwa dua per tiga (2/3) dari orang yang ia teliti (67 orang dari 100) menetapkan sasaran bagi diri mereka sendiri, tetapi dari 67 orang tersebut hanya 10 orang yang membuat rencana yang realistis untuk mencapai sasaran mereka. Dan dari 10 orang tersebut, hanya 2 (dua) orang yang terus melanjutkan dan benar-benar mewujudkan rencana mereka. Sangat ironis, karena pada realitanya hanya 2 orang yang sampai pada tindakan nyata dari 100 orang yang ada.

Penelitian tersebut setidaknya membuka wawasan sekaligus menjadi bahan refleksi yang baik tentang bagaimana manusia memiliki konsistensi yang ketat antara pikiran dan tindakan, antara kata-kata dan perbuatan. Butuhkan kejujuran dan ketekunan diri untuk terus belajar mewujudnyatakan pikiran dalam tindakan sehingga realita hidup manusia sungguh-sungguh menjadi bermakna. Pikiran dan sasaran dalam hidup menjadi awal yang baik dalam menata hidup, namun tanpa tindakan nyata pada akhirnya hanyalah "sampah kehidupan" belaka.

Presiden Franklin D. Roosevelt memberikan kiat untuk bertindak mencapai sasaran adalah silakan dimulai saja segera. Lebih lanjut dijelaskan, "Sungguh masuk akal untuk menggunakan sebuah metode dan mencobanya. Bila gagal, akui dengan jujur dan coba lagi, tetapi di atas segalanya, cobalah melakukan sesuatu".

Kiat ini sangat realistis bahwa orang hidup harus berani mencoba dan mencoba berulangkali daripada hanya berhenti dan sibuk dengan pikiran tanpa tindakan. Hidup sejatinya adalah proses belajar sepanjang hayat sehingga keberhasilan dan kegagalan dalam mewujudnyatakan pikiran adalah bagian dari pembelajaran hidup dalam realita dan makna.

Saatnya bergerak menuju tindakan tanpa harus berlama-lama dengan kata-kata dan ide-ide. Segera mengambil langkah, memulai langkah pertama dan seterusnya untuk menciptakan pengalaman hidup dalam kolaborasi pikiran dan tindakan dalam kesatuan hati dan budi dengan komitmen pada kebaikan dan kebenaran.

Seperti pepatah Cina mengatakan, "Jangan takut berjalan lambat, hanya takutlah jika Anda berhenti total". Siap melangkah, semesta senantiasa akan selalu mendukung, dan Sang Pencipta memberikan kuasa-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline