Burung-burung mulai kembali, menahan rasa lelah bertengger di dahan-dahan menanti malam, dan bersua dengan sanak saudara dalam iringan senja mulai tenggelam di ufuk barat. Kicauan itu mulai hilang lenyap dalam alunan gelapnya semesta yang dihiasi bintang-bintang gemercik di langit mengalunkan nada-nada hening menenangkan jiwa dan raga.
Hilir mudik kendaraan menuju peraduannya pun membawa manusia kembali pada keluarga, saudara, dan sesama dalam kelelahan, keletihan, dan mungkin masih ada secercah harapan untuk menguntai kata dan makna dalam cerita sebelum hanyut dalam mimpi malam yang panjang. Rembulan semakin tinggi menyinari semesta dalam kesetiaan yang hakiki pada segala rotasi Sang Ilahi.
Di kala semuanya terhenyak oleh angin dingin malam dan ternyenyak dalam hangatnya pembaringan, masih ada jiwa dalam raga yang masih harus menata hidup untuk mendapatkan kehidupan yang penuh misteri ini. Jiwanya menembus malam, yang terasa ingin mengabaikan gelap dan dinginnya malam demi garisan hidup yang menyambung napas detik demi detik kehidupan.
Hidup menjadi perjalanan yang penuh cerita dalam segala luka, asa, rasa, dan dilema pada segala pilihan hidup ini. Hidup bukanlah sebuah rumus matematis yang menyeragamkan segala pengalaman hidup setiap jiwa dan semesta.
Pagi telah kembali, raga yang menggores cerita di kala malam itu mulai kehilangan langkah menuju peraduan tatkala yang lain memulai hari mengurai makna. Inilah cerita dunia dalam kisah yang penuh warna.
#AM12 (Aliran Makna), Sebuah aliran makna untuk dunia yang lebih baik, berdaya guna, dan melegakan segala jiwa dalam kesatuan hati dan budi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H