Hanya seorang yang melakukan kebajikan dapat mencintai dan membenci orang lain secara pantas dan benar. (Confusius)
Mencintai dan membenci adalah sebuah kewajaran dalam kehidupan manusia yang harus menelusuri beragam situasi dengan beraneka perjumpaan dengan sesama yang ada dalam perputaran semesta yang terus berputar tanpa kendali manusia.
Mencintai dan membenci adalah buah-buah pengolahan jiwa manusia dalam mengkolaborasi akal budi dan nurani dalam implementasi nyata realita kehidupan.
Manusia sepenuhnya punya kendali atas dirinya, namun tidak pada orang-orang yang dijumpai dan segala dinamika semesta yang benyak tak terduga. Saatnya manusia kembali pada diri untuk selalu mengolah diri dan pada akhirnya bersinergi dengan sesama dan semesta.
Pengolahan diri bukanlah sikap egois dan individualis yang mengabaikan komunitas dan kelompok yang lebih besar, namun justru berawal dari pengolahan diri inilah segala sesuatu bermula dan pada akhirnya segala dinamika dengan sesama dan semesta akan kembali pada diri dalam permenungan dan pemaknaan yang akan menjadi awal kembali atas hidup selanjutnya.
Tanpa pengolahan diri, niscaya pribadi dan kehidupannya hanya akan menjadi urutan peristiwa dalam rentetan waktu yang hilang makna dan tantangan untuk berkomitmen pada kebaikan, kebajikan, dan kebenaran.
Pengolahan diri bukanlah sesuatu yang berat dan sulit dilakukan, karena pengolahan diri sesungguhnya membutuhkan ketekunan dalam membangun kebiasaan baik.
Pengolahan diri mengantarkan manusia pada tata kehidupan rapi, bermakna, dan berdaya guna bagi sesama dan semesta.Bangun pagi memberikan waktu sejenak untuk bersyukur atas kehidupan, memuji kuasa-Nya yang begitu agung, dan mensugesti diri dengan semangat positif untuk menjalankan aktivitas hari itu. Mengawali selama 1 sampai 3 menit di pagi hari dengan kebiasaan itu, senantiasa memberikan spirit kehidupan yang lebih baik yang membangun motivasi dan inspirasi.
Membiasakan menulis sederhana sebagai catatan dan refleksi kehidupan setiap hari adalah sebuah sarana untuk mengolah diri dalam mengoreksi batin, melihat pergerakan suara hati, melihat kembali peristiwa sehari, memaknainya, dan pada akhirnya membuat komitmen diri untuk ke depan yang bermakna dan berguna.
Catatan dan refleksi kehidupan dalam tulisan pendek ini menjadi sebuah kesempatan membangun kesadaran baik dan mengendalikan diri atas pikiran, perasaan, dan perbuatan.