Memberikan bantuan tanpa melihat konteks sesungguhnya dapat menjadi bencana yang begitu hebat yang justru akan membawanya pada maut. Bantuan pada hakikatnya baik, namun tanpa konteks sejatinya menjadi tak berdaya guna, bencana. Matahari membuat burung garuda melihat, namun membutakan burung hantu.
Manusia tak akan lepas dari manusia lain dalam kehidupan yang penuh dengan dinamika dan lika-liku kisah naik dan turunnya kehidupan. Saling membantu satu sama lain tak akan lepas dari jejaring kehidupan yang sesungguhnya saling terhubung dalam relasi yang penuh etika dan harapan. Tak ada manusia yang bisa berjuang sendirian di dunia ini karena sejak dalam kandungan hingga detik ini pastilah setiap orang mendapat bantuan dari orang lain. Bantuan itu memberikan kesempatan bagi banyak pribadi berkembang dalam pergulatan hidup.
Konteks kehidupan menjadi sesuatu yang pokok dan menentukan banyak hal dalam setiap kondisi kehidupan yang ada. Hidup yang kehilangan konteksnya hanyalah sebuah kisah kehidupan yang kehilangan makna dan tujuan luhur di dalamnya. Lebih dari itu, hal baik dalam kehidupan bisa kehilangan intisari kebaikannya tanpa konteks di dalamnya.
"Apa yang kau lakukan?" tanyaku kepada seekor kera, ketika aku melihatnya sedang mengangkat ikan dari air dan meletakkannya di atas dahan sebatang pohon.
"Kuselamatkan dia, agar jangan mati tenggelam," jawab kera.
Bantuan dan kebaikan hati yang tulus dan ikhlas tidak selamanya berdampak baik bagi orang yang menerimanya. Yang bagi seseorang merupakan makanan, bagi yang lain bisa menjadi racun. Bagi sesorang adalah bahaya, justru bagi yang lain adalah kehidupan vital yang menjadi roh kehidupannya. Seperti halnya, bagi kera sangat berbahaya bermain di air namun tidak demikian bagi ikan yang menjadi tempat dan sekaligus kehidupannya. Maksud baik kera kehilangan konteks kehidupan tentang ikan, justru membahayakan dan bisa membunuh ikan.
Latar belakang, situasi di balik semuanya, pengalaman sebelumnya, pengetahuan yang terkait: merupakan konteks kehidupan yang selalu ada dalam setiap peristiwa dan pribadi. Konteks ini akan memperkaya manusia dalam kematangan berdinamika dalam kehidupan sehingga hidup lebih berdaya guna dan bermakna.
Konteks kehidupan senantiasa penting dalam mengolah dan berdinamika dalam kehidupan. Kesalahpahaman, kerancuan, dan kekacauan dalam kehidupan seringkali terjadi karena melewatkan konteks kehidupan dalam bertutur, berasa, dan bertindak.Saatnya untuk kembali ke kandang, diri kita masing-masing, untuk melihat kembali hidup yang sudah berlalu, untuk memeriksa kembali sejauh mana konteks kehidupan menjadi pondasi dalam setiap langkah kehidupan dan relasi yang terjalin. Konteks yang mendalam dalam kehidupan akan memberikan pengalaman hidup yang reflektif dan kontekstual sehingga segala makna dan tujuan tersalurkan dengan baik. Mari membangun hidup dalam konteks kebaikan demi kebermaknaan hidup bagi diri dan sesama.
Kembali ke Kandang, adalah sebuah permenungan hidup di malam hari menjelang menuju pembaringan jiwa dan raga setelah seharian merangkai kisah kehidupan lewat segala dinamika yang ada. Terinspirasi dari buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello SJ (1984, Yayasan Cipta Loka Caraka), renungan malam dalam bingkai "Kembali ke Kandang" ini mencoba memaknai hidup yang penuh makna ini sehingga hidup menjadi lebih hidup lewat kutipan kisah penuh makna dari Anthony de Mello.
@Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H