Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Kembali ke Kandang Hari ke-5: Mari Menjalani Hidup dengan Sederhana!

Diperbarui: 7 Agustus 2021   19:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Illustrasi. www.purewow.com

Orang hebat bukanlah orang yang selalu menggunakan kata-kata sulit dalam menjelaskan sesuatu supaya dianggap pintar, tetapi justru orang yang menggunakan kata-kata sederhana yang memudahkan orang lain memahami sesuatu yang paling sulit sekalipun.

Dalam kehidupan ini terkadang kita menjumpai berbagai kerumitan yang menuntut orang untuk memahaminya dengan segala daya upaya agar menemukan inti dari pemahaman yang ada. 

Terkadang kerumitan dan kesulitan justru dibuat oleh manusia sendiri demi memberikan kerepotan pada diri sendiri dan orang lain. Terkadang pula logika dan rasionalitas tenggelam dalam mekanisme teknis yang sesungguhnya tidak masuk akal dan di luar nalar sehat.

Seekor gajah berkubang dengan santainya di sebuah kolam di tengah hutan. Tiba-tiba seekor tikus mendekatinya. Ia menyuruh gajah itu supaya keluar dari kolam.

"Tidak mau," kata gajah. "Aku sedang bersantai dan tidak mau diganggu!"

"Detik ini juga engkau harus keluar!" desak tikus.

"Lho, mengapa?" tanya gajah.

"Alasannya hanya akan kukatakan bila engkau sudah keluar dari kolam," jawab tikus.

"Ah, peduli amat! Aku tidak akan keluar," kata gajah.

Tetapi akhirnya ia mengalah juga. Dengan kesal ia beringsut-ingsut keluar dari kolam dan berdiri di muka tikus, katanya: "Nah, katakanlah sekarang, mengapa engkau mendesakku supaya keluar dari koma?"

"Aku ingin tahu, apakah engkau memakai celana renangku atau tidak," kata tikus.

Menjalani hidup ini sesungguhnya sangatlah sederhana, melakukan kebaikan dan kebajikan dalam hidup dalam ketulusan dan kejujuran.

Akan tetapi, manusia membuat hidup ini begitu rumit dan kacau tatkala ketidakpuasan diri menyelimuti pikiran dan hatinya sehingga keserakahan dan segala daya upaya yang tidak baik diusahakan demi mencapai tujuan dan kepuasan hidupnya. 

Berbagai penyimpangan dalam hidup mengacaukan dinamika hidup yang pada akhirnya ketidaknyamanan diri dan rusaknya relasi dengan sesama menjadi akibat dari semua itu. Hidupnya menyusahkan dirinya dan orang lain.

Illustrasi. possibilitychange.com

Menjalani hidup ini sesungguhnya sangatlah sederhana, melakukan segala sesuatu yang sesuai dengan ukuran akal sehat dan nurani. 

Akan tetapi, manusia membuat hidup ini begitu rumit dan kacau tatkala halusinasi dan sempitnya wawasan menjadikannya begitu bodoh dan dungu dalam kerangka logika dan nalar sehat pada realita kehidupan. 

Manusia hanya didorong oleh nafsu untuk memenuhi keinginannya semata dengan berbagai cara yang memaksakan keadaan pada diri sendiri dan orang lain.

Pada akhirnya, menjalani hidup senantiasa berjalan dalam kebaikan, kebajikan, ketulusan, kejujuran, akal sehat, dan nurani yang kuat. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline