Lihat ke Halaman Asli

FX Aris Wahyu Prasetyo Saris

Menikmati menulis dan membaca dalam bertualang makna kehidupan menuju kebijaksanaan abadi.

Imun Booster: Ingatlah Hari-hari Baik!

Diperbarui: 22 Januari 2021   13:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hiburan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Penulis Alfred Armand Montapert menulis, "Mayoritas orang melihat hambatannya; hanya sedikit yang melihat tujuannya; namun sejarah mencatat bahwa kesuksesan diraih oleh orang-orang yang melihat tujuannya, sementara tak satu pun orang yang mengingat mereka yang hanya melihat hambatannya."

Semua orang mengalami hari-hari baik dan hari-hari sial. Yang membedakan adalah bagaimana setiap orang memandang hari-hari itu dalam kerangka tujuan luhur dalam hidup. Orang yang selalu mengingat hari sial, maka hari-hari selanjutnya akan penuh dengan frustasi dan kekhawatiran. Sebaliknya, mereka yang mencoba selalu mengingat hari-hari baiknya maka hidupnya akan diwarnai dengan optimisme dan kegembiraan.

Semangat mengampuni diri dan orang lain menjadi hal vital dalam mengolah dinamika kehidupan dengan segala lika-likunya. Hari-hari sial terkadang disebabkan oleh diri sendiri atau orang lain, dan semua itu bermuara pada situasi hati yang tidak mengenakkan. Hari sial tidak jarang menjadikan orang marah-marah, malas untuk melakukan aktivitas, atau bisa juga menjadi agresif yang tidak lagi rasional dan logis. 

Orang menjadi kehilangan hal-hal baik karena selalu mengingat-ingat hari sial dalam setiap langkahnya. Keadaan ini sangat membtuhkan kerendahan hati untuk mengampuni diri sendiri dan orang lain sehingga dapat kembali menata hati, pikiran, tindakan, dan relasi dengan lebih jernih dan cerah.

Martin Luther King Jr menegaskan, "Pengampunan bukanlah tindakan yang bersifat sesekali, melainkan permanen." 

Pengampunan menjadi sangat penting dalam mencari kebaikan dalam mengolah diri dan berelasi dengan orang lain. Tak akan ada yang lepas dari pengampunan di dunia ini karena sebagai manusia sangat mungkin berbuat salah. Pengampunan juga akan menjadikan hari sial sebagai pembelajaran yang berharga untuk hari baik di kemudian hari. Dan hari baik sesungguhnya ada dalam diri kita sendiri dan tergantung dari diri kita membuat keputusan dalam hidup.

Dalam buku "Burung Berkicau" karya Anthony de Mello, ada sebuah kisah yang patut menjadi permenungan diri dalam mengolah hari baik dalam hidup ini.

Seorang tetangga melihat Nasruddin berjongkok sambil mencari sesuatu.

"Apa yang sedang Anda cari, Mullah?"

"Kunciku yang hilang."

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline