Betty, dia adalah perempuan yang tersingkir oleh kerasnya dunia nepotisme dijamannya.
Dia perempuan yang selalu juara umum di sekolah negeri favorite saat itu..selesai smu dia pun mencoba d3 perpajakan...karena itu adalah pilihan yang tepat agar bisa langsung kerja.
Tapi apadaya...sejak mengikuti tes D3 perpajakan tersebut, hasil yang didapat surat selembar dari kantor direktorat jenderal pajak yang menyatakan bahwa betty harus membayar puluhan juta agar namanya tertera pada daftar nama-nama yang lulus.
Karena factor ekonomi, akhirnya semua tinggal kenangan...dibiarkanlah surat undangan tadi disebuah kotak hitam.
Sempat terpuruk dengan keadaan itu...akhirnya dengan dukungan orangtua dan keluarga...betty pun bangkit dan menatap masa depan....betty akhirnya mengambil les menjahit di salah satu lembaga menjahit yang lumayan terkenal dikotanya. Tapi karena jarak rumah dan tempat les, maka betty mengakali yang harusnya 3 x pertemuan dlm seminggu , dia ubah menjadi 2 x seminggu lesnya... tapi dikala uang untuk ongkos pas- pasan betty juga mengubah menjadi 1 x pertemuan lesnya.
Tapi karena betty perempuan yang pintar dan cepat menangkap pelajaran yang diberikan, maka diapun merupakan salah satu anak les menjahit yang diakui guru lesnya pintar dan cekatan..sehingga dia sering diunjuk menjadi asisten guru lesnya ..
Setahun les, akhirnya semua ilmu yang diberikan guru les terserap dengan sempurna, betty membuat eksperimen yang membuat guru lesnya terkejut dengan hasil yang dibuatnya...kebaya dengan sempurna dikerjakan rapih dan bersih ..tiba ujian nasional...nina adek betty dipakai untuk model hasil praktek rancangannya..hasil ujiannya pun sangat bagus... ditahun kedua les menjahit...hasil jahitan sudah semakin lebih baik dan sudah mendapat nilai yang baik.
Akhirnya pelan-pelan betty membuat gaun serta kebaya untuk keluarganya...maksud hati sekaligus promosi ke orang -- orang hasil jahitannya. Seiring berjalan waktu banyak orang memuji hasil rancangannya, serta semakin banyak orang yang tertarik menjahit gaun serta kebaya.
Di tahun 1997,betty menjahit baju dibayar dengan harga 80.000,- dengan 1 mesin jahit dayung tanpa memiliki mesin obras, belum lagi klo mau ngobras terkadang nina menunggu antrian sampai 4-5 jam.
Hari berganti hari, bulan dan tahun...hasil karya betty semakin memukau...dan namanya sudah tidak asing lagi, jumlah karyawanpun semakin banyak jumlahnya ...semuanya tidak lepas dari bantuan adik perempuannya nina yang ikut membantu mempromosikan ke orang-orang banyak hasil rancangan kebaya...serta membantu dalam mengatur keuangan .
Akhirnya betty pun berhasil dalam usahanya, dan berhasil memiliki pendapatan sebesar gaji anggota dewan setiap bulannya bahkan sampai melebihi. Dari 1 mesin jahit manual sampai memiliki puluhan mesin jahit listrik yang bagus....