Tahukah Anda cara untuk tidak mudah terserang penyakit lagi dan lagi? Orangtua dan guru kita mengajarkan pola hidup sehat dan bersih. Itu benar sekali. Ada juga program imunisasi atau vaksinasi. Itu juga benar. Tapi tahukah Anda bahwa ada cara lain yang unik dan menarik, bahkan sangat ampuh?
Marilah kita lihat "vaksinasi" lebih dulu. Dengan vaksinasi benih penyakit dimasukkan ke dalam tubuh kita. Benih itu sudah dilemahkan sehingga tidak menyebabkan kita jatuh sakit. Mengapa untuk mencegah penyakit kok harus memasukkan bibit penyakit dulu? Penjelasannya sangat sederhana: Sistem ketahanan/kekebalan atau sistem imun kita akan mengenali penyakit tersebut (bakteri tertentu dan sifat-sifatnya). Pengenalan itu disimpan dalam sel imun sebagai memori (ingatan), sehingga ketika bakteri/kuman yang sejenis masuk ke dalam tubuh kita kemudian hari, sistem imun langsung mengenalnya dan mengambil tindakan cepat untuk mematikannya.
Jadi, dengan menyuntikkan virus cacar air (varicella-zoster) yang sudah dilemahkan ke dalam tubuh seorang anak, maka sistem imun anak itu akan mengenali karakteristik virus cacar dan siap untuk menggempur virus sejenis jika kelak masuk dalam tubuh. Sistem imun yang sudah kenal (mendapat informasi) tentang karakteristik virus, bakteri dan sel-sel asing, bisa bertindak dengan sangat cepat, sampai-sampai kita tidak sadar bahwa tubuh kita sudah kemasukan biang penyakit tersebut.
Dengan cara kerja yang sama, kita tahu juga bahwa cara perlindungan lain terhadap penyakit adalah dengan "menjadi sakit lebih dulu". Setelah sembuh sistem imun kita merekam informasi tentang penyakit dan siap untuk melawan penyakit yang sama jika datang kembali.
Ada persoalan mengenai cara perlindungan dengan vaksinasi dan dengan menjadi sakit. Untuk vaksinasi, tidak semua penyakit telah ditemukan vaksinnya, lebih-lebih penyakit baru seperti zika. Rupa-rupa penyakit pun bertambah dari masa ke masa dengan jumlah yang sangat banyak dan bervariasasi. Perlindungan dengan cara menjadi sakit lebih dulu juga bermasalah karena itu berarti kita harus sakit beratus-ratus kali dalam hidup kita supaya sistem imun kita pintar. Selain itu virus-virus tertentu sangat mudah bermutasi, sehingga sistem imun selalu tertantang untuk mengenal virus-virus baru tersebut.
Thanks to science (!)... terima kasih kepada ilmu Pengetahuan yang telah menemukan cara yang paling sederhana dan mudah untuk melindungi diri terhadap penyakit. Tahun 1949 Dr. H. Sherwood Lawrence dari Universitas New York membuat penemuan awal yang sangat penting, yaitu bahwa sel imun yang mengandung memori tentang penyakit TBC bisa dipindahkan dari pasien yang sudah sembuh ke pasien yang masih sakit. Ternyata pasien tersebut segera sembuh setelah menerima transfer memori imun tersebut. Sejak itu Sang Penemu memberi nama "transfer factor" pada molekul temuannya.
Tahun 1974 molekul imun transfer factor ditemukan di dalam colostrum susu ibu oleh Dr. Efrain-Jouanen dan Ralph C. Williams, Jr. Lima tahun kemudian (1984) Dr. Wilson dan Dr. Paddock menemukan molekul TF dalam colostrum sapi (susu yang keluar 5 har pertama setelah melahirkan). Juga ditemukan bahwa molekul TF terkandung di dalam kuning telur. Bio-teknologi ultra filtrasi yang ditemukan oleh David Lisonbee (1998) memulai sebuah era baru dalam dunia kesehatan yang boleh disebut "Revolusi Sistem Imun". Selanjutnya teknologi ekstraksi dan pencampuran transfer factor telah menggunakan teknologi nano (nano-tech breakthrough research).
Dengan ditemukan teknologi canggih untuk mengekstrak transfer factor kering, sehingga bisa bisa dikonsumsi dalam bentuk kapsul, dunia kini hidup dengan penuh harapan baru karena sistem imun bisa direhabilitasi (immuno-rehabilitation). Ribuan riset dan uji klinis membuktikan bahwa imun yang sudah direhabilitasi sangat ampuh untuk mencegah dan menyembuhkan berbagai penyakit. Imun yang sudah direhabilitasi adalah yang pintar, seimbang, dan kuat. Dengan imun yang sudah direhabilitasi, penyakit-penyakit yang terkenal bandel pun (diabetes, alergi, kanker, penyakit-penyakit autoimun, dll.) lenyap tanpa bekas. Satu kapsul transfer factor bisa mengenali ratusan ribu jenis penyakit. Saking ampuhnya, sebuah laporan kesehatan di Amerika menyebutnya "molekul ajaib" (miracle molecule).
Transfer Factor disebut immuno-suppresant, immuno-modulator, dan immune IQ dan bisa diperoleh melalui jalur-jalur khusus.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H