Lihat ke Halaman Asli

Martinus Elfian

Borneo University

Ada Rindu untuk Ayah

Diperbarui: 15 September 2020   15:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Lelah sendiri ku bertarung di dalam dunia yang fana,ku menitih langkah kaki dalam gelap tak berirama.Sembari ku berlari mengejar terang cahaya,walau ku tau semua harap ku pasti percuma.

Tak terasa lima tahun sudah kita berpisah,Rindu ku masih utuh tak akan pernah berubah.Hangatnya dekapan mu tenangkan ku di kala dingin,Rindu ku Bertemu Ayahanda ku masih ingin.

Memang surgaku masih hidup di telapak kaki Ibu,namun engkau pergi membawa semua hormatku.Kau pribadi terbaik panutan ku sampai akhir,didalam kerinduan ku coba untuk bersyair.

Didalam makam yang suci kini jasad mu bersemayam, tenang di dalam diam bersama hitamnya malam.Nama mu masih harum terukir dalam kenangan,bersama bintang malam ku sampaikan salam.

Bila nanti kita kan bertemu, ijinkan ku rebahkan lelahku dipundakmu.Walau hanya dalam mimpi,ijinkan aku memeluk nya sebelum dia pergi,Ada rindu untuk Ayah dari sini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline