Sahabatku terkasih,
Untuk menopang sebuah rumah di daerah Asmat, Papua, diperlukan tiang-tiang pancang yang super kokoh. Hal ini disebabkan oleh daratannya yang berlumpur dan tidak berbatu.
Gambaran sederhana menyiratkan rumah iman kita yang ditopang oleh Allah.
Sebagai generasi rasul baru di zaman milenial, kita diajak oleh Paus Benediktus XVI, untuk mentambatkan diri kuat-kuat dalam firman Kristus. Hanya melalui Kristus-lah, kita akan dimampukan untuk menanggapi tantangan zaman kita, dan siap untuk menyebarkan Injil ke mana-mana.
Tugas kita adalah mengumumkan, membaptis, mengajar dan berjalan di jalan yang dilalui oleh sang Guru, yaitu, Injil yang hidup. Setelah dibabtis, Anda bukanlah ditahbiskan menjadi seorang penonton dalam sebuah drama tentang bermisi.
Akan tetapi, tujuan utama dibabtis adalah, agar kita semua percaya, hidup dengan menyembah Allah, dan bermisi menjadi alat agar orang mengenal Kristus Putera Allah.
Ya, Anda-lah misionaris itu sendiri. Tugasmu adalah memberi kesaksian tentang jalan pembabtisan yang Anda pilih. Anda dipanggil untuk mempertanggungjawabkan iman pilihan Anda. Hal itu berat, sebagaimana dialami oleh para rasul sendiri. Mereka pun pernah merasa putus asa, galau, ataupun gelisah. Akan tetapi, pesan Yesus adalah "Aku menyertai-mu setiap saat sampai akhir zaman".
Sahabatku, Roh Kristus adalah roh misi kita. Jika Anda semakin dekat dengan-Nya, maka Anda-lah semakin menjadi misionaris Gereja yang sesungguhnya. Maukah Anda menjadi misionaris, yaitu tiang-tiang kecil penopang Gereja?. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H