Bacaan Injil Markus hari ini, menggarisbawahi asal muasal seorang wanita kafir berkebangsaan Siro-Fenisia, yang meminta mukjizat untuk putrinya yang kerasukan setan. Permintaan yang sangat manusiawi yang menggambarkan kepedulian ibu tentunya.
Tanggapan Yesus sungguh mencengangkan. Dengan tegas Dia mengatakan bahwa tidaklah patut mengambil roti yang disediakan bagi anak-anak dan melemparkannya kepada anjing.
Alih-alih menjadi amarah, wanita itu justru merenungkan kata-kataNya yang begitu tajam dan menjawab "Benar, Tuhan! Tetapi anjing di bawah meja pun makan remah-remah yang dijatuhkan anak-anak."
Dalam hidup, acapkali kita mendekati Tuhan hanya jika dibutuhkan. Kehidupan kita mengalir jauh dari Tuhan sebagai hulu, tetapi, begitu sesuatu yang sulit atau penyakit muncul, rasa pengabdian kita dan kebutuhan kita dihidupkan kembali.
Dan kata-kata Yesus yang keras itu benar, sayangnya, kita berisiko mengingat Tuhan hanya ketika kita membutuhkan-Nya. Kita berperilaku seperti anjing yang merindukan remah-remah makanan anak-anak yang terjatuh dari meja.
Mari kita mengubah hati kita, menempatkan Tuhan sebagai pusat seluruh hari-hari kita. Marilah kita duduk di meja perjamuan bersama anak-anak pilihan, tempat di mana Tuhan sendirilah yang memilih dan meminta kita untuk berada!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H