Lihat ke Halaman Asli

Inilah Penyebab "Kematian Budi Pekerti"

Diperbarui: 9 Februari 2018   23:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber foto: kembang kempis blog

Topik ini dibahas karena kematian yang tidak biasa, yang dialami almahrum Budi Cayono seorang guru Seni di Jawa Timur. Sekaligus lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Bukan Budi Cahyono yang Meninggal Melainkan Budi Pekerti.

Saya berdoa dan berharap agar kematian almahrum, tidak menjadi sia-sia maka ulasan yang sederhana ini pun hadir ke ruang baca kompasiana; dengan harapan mengubah sikap dan perbuatan anak bangsa, untuk Indonesia yang lebih beradab dan berbudi di masa depan.

 

Siapakah Budi Pekerti itu?

Budi Pekerti yang dimaksudkan dalam tulisan ini bukan nama orang. Melainkan suatu konsep berpikir orang Indonesia yang telah membudaya di masa lampau. Kata budi pekerti merupakan gabungan dari 2 kata, yakni budi dan pekerti. Kata budi memiliki arti, sadar, nalar, pikiran atau watak. Sedangkan pekerti memiliki makna, perilaku, perbuatan, perangai, tabiat, watak(1).

Kedua kata ini memiliki kaitan karena dasarnya budi seseorang ada dalam batin manusia dan tidak akan tampak sebelum dilakukan dalam bentuk pekerti atau perbuatan.

Jadi yang dimaksud dengan budi pekerti bisa saya simpulkan sebagai nilai hidup yang harus dijalankan oleh seseorang dalam berelasi dengan orang lain. Nilai yang dimaksudkan antara lain; sopan santun, tanggung jawab, disiplin, jujur, ikhlas, menghargai, dan lain sebagainya.

 

Mengapa Budi Pekerti Penting untuk Saya Bahas,

Saat Jepang dibom hanguskan oleh sekutu tahun 1945, kaisar Hirohito tidak bertanya, "berapa prajurit gagah berani yang tersisa", melainkan "berapa guru yang tersisa".

Catatan sejarah itu mengilhami saya untuk berupaya dengan apa yang saya bisa; menulis, memberi contoh, dan menasehati pentingnya budi pekerti bagi generasi milenial. Mengapa ini penting?, karena saya seorang guru. Di masa lampau dan di masa kini Jepang bangkit dan berjaya itu karena guru. Itu di Jepang. Kalau di Indonesia guru memperkosa murid, murid membunuh guru. Artinya ada yang hilang dari Jiwa orang Indonesia. Bukankah di masa lampau Indonesia dikenal sebagai bangsa yang ramah dan bersahabat?, itu karena nenek moyang kita paham apa yang disebut budi pekerti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline