Lihat ke Halaman Asli

Jika Menyayangi Generasi Z Maka Jangan Sepenuhnya Mempercayai Mereka, Mengapa?

Diperbarui: 24 Desember 2017   07:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokumentasi Pribadi

Tulisan ini "hadir" ke hadapan sidang pembaca sekalian karena kompasiana. Alasannya sederhana, mengikuti lomba yang diadakan oleh kompasiana; bekerja sama dengan KayuPutihAroma. Sejujurnya saya tidak tertarik mengikutinya karena tidak ada kisah yang luar biasa tentang kayu putih aroma secara khusus. Namun membahas tentang generasi Z yang ada hubungannya dengan kayu putih aroma sangat banyak. Jadi di sini saya ingin berbagi kisah kepada sidang pembaca sekalian tentang "bantuan" kayu putih aroma kepada saya sebagai guru dalam menghadapi generasi Z.

Sebelum berkisah leih lanjut, saya ingin melengkapi tulisan admin kompasiana yang berjudul: Mengenal Generasi Z Bersama Kayu Putih Aroma. Hehheee padahal tidak jadi masalah, itu hanya cara sederhana saya untuk mengaitkan kontruksi berpikir saya dengan tema. Duh, ketahuan de, rahasia dapur, kwkw.

Kegiatan jurit malam, pos I Sumber foto : Dokumentasi pribadi

Paragraf kedua tentang kelebihannya. Mulai dari melek teknologi sampai pada kreatifitasnya yang tanpa batas. Sangking kreatifnya terkadang mereka "lupa diri". Maksudnya lupa pada obat-obatan pribadi untuk menolong dirinya sendiri, seperti kayu putih aroma; jika beraktifitas di lapangan terbuka. Jadi yang harus dilengkapi lagi yakni kelemahan-kelemahan generasi Z, diantaranya teledor dan menggampangkan sesuatu.

"ya ela pak, santai aja kale". Itu kebanyakan jawaban yang saya terima jika mengingatkan mereka tentang hal-hal paling sederhana, seperti obat-obatan pribadi, saat kegiatan outdoor. Termasuk di dalamnya tentang kayu putih aroma.

Berikut pengalaman yang tidak terlupakan, antara saya, generasi Z yang kekinian bangat itu, dan kayu putih aroma yang paling berarti.

Pos II Kegiatan Jurit Malam. Sumber foto: Dokumentasi pribadi

Setiap tahun, pada bulan Febuari SMA Kanaan Jakarta sering berkemah dalam rangka pelantikan penegak bantara. Kegiatan pramuka. Febuari 2016 yang lalu kegiatan dilaksanakan di gunung Pancar, Bogor, Jawa Barat.

Sebelum keberangkatan ada beberapa hal yang disampaikan kepada siswa-siswi agar menyiapkan hal-hal yang dimaksud. Diantaranya adalah obat-obatan pribadi, termasuk kayu putih aroma.

Sebagai wali kelas saya rutin mengingatkan mereka tentang barang-barang yang dibawah. Baik itu melalui grup whatsaap orang tua atau grup kelas dengan siswa. Secara langsung pun sering dingatkan sebelum keberangkatan.

Lagi-lagi jawaban yang sering saya terima hadir lagi, "ya ela pak, selow; uda beres semuanya".

Pos 2 Kegiatan Jurit Malam. Sumber foto: dakumentasi pribadi

Jawaban yang meyakinkan membuatku tenang. Hari keberangkatan pun tiba.  Semuanya baik-baik saja sampai di gunung Pancar, Bogor. Selanjutnya adalah kegiatan jurit malam. Kegiatan ini mengharuskan setiap peserta untuk menelusiri beberapa rute (medannya cukup ekstrim untuk ukuran "anak mami"). Di sinilah letak obat-obatan sangat dibutuhkan, terutama kayu putih aroma . Sebab bukan soal fisik saja, mental pun bisa membuat peserta bisa pinsan.

Peserta (putra) jurit malam, sedang menolong rekannya yang pinsan

Sebelum melakukan kegiatan yang dimaksud, panitia kemudian memastikan lagi soal obat-obatan. Jawabanya adalah "siap kakak". Cukup meyakinkan jadi kegiatan pun dimulai. Namun, sering kali teori dan praktek berbeda jika di lapangan. Sejam kemudian, seorang ketua regu lari ke kem pembina dan mengatakan ada peserta yang pinsan. Tiga orang Pembina termasuk saya menuju TKP.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline