Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Kapitan Pattimura, Sosok Pahlawan di Balik Uang Seribu Rupiah Lama

Diperbarui: 2 Juli 2024   17:09

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media Jawa Timur Berjaringan


SIAPAKAH KAPITAN PATTIMURA?

Jika kita masih ingat dan bahkan masih memiliki uang kertas 1000 Rupiah,pasti tidak asing lagi dengan Pahlawan satu ini,yaitu Kapitan Pattimura.Thomas Matulessy atau yang memiliki sebutan dengan Kapitan Pattimura ini merupakan seorang pahlawan nasional negara Indonesia yang berasal dari Maluku. Kapitan adalah sebuah gelar kepangkatan yang digunakan oleh Belanda untuk menyebut pemimpin dalam satuan militer di tingkatan perwira. Kapitan Pattimura lahir tanggal 8 Juni 1783 di Haria, Saparua, Maluku, Hindia Belanda. Ayahnya adalah Antoni Matulessy, anak dari Kasimiliali Pattimura Mattulessy.Sebagai Pahlawan nasional, Pattimura memiliki perjuangan yang hebat dan perjalanan hidup panjang untuk Indonesia , terutama abad ke 17 dan 18. Ia memulai karir militer dengan bergabung ke kesatuan militer Inggris. Ia bertekad kuat untuk menjaga tanah Maluku sehingga,Pattimura dikenal sebagai pahlawan yang memiliki kegigihan yang besar. Serangkaian tes dan latihan ia jalani sampai mencapai tujuh tahun ia berkarir di militer,beliau mendapatkan pangkat Sersan Mayor dan melakukan perubahan marganya dari Matulessy menjadi Matulessia. 

Selain menjadi bagian militer Inggris, Thomas Matulessy juga aktif melakukan perlawanan terhadap VOC bersama rakyat Maluku . Perlawanan terhadap Belanda (VOC) ini disebabkan praktik penindasan kolonialisme yang mereka lakukan seperti monopoli perdagangan, kerja paksa dan penindasan lainnya yang dirasakan oleh seluruh masyarakat Maluku dari segi perekonomian, sosial, maupun dalam ranah politik.Berkat perjuangannya, ia diberi gelar sebagai “Kapitan Besar” .Sehingga,pada 7 Mei 1817 beliau bersama dengan pejuang Maluku lainnya melakukan perlawanan terhadap Belanda yang terus menerus ingin menguasai Maluku.

LATAR BELAKANG TERJADINYA PERANG PATTIMURA

Pada tahun 1817, kolonial Belanda kembali datang dan banyak pertentangan dari rakyat. Hal ini dikarenakan kondisi politik, ekonomi dan hubungan kemasyarakatan yang buruk selama 2 abad lamanya. Rakyat Maluku akhirnya bangkit dan mengangkat senjata yang berada di bawah pimpinan Kapitan Pattimura.Ketika Pemerintah Belanda mulai memaksakan kekuasaanya melalui Gubernur Van Middlekoop clan Residen Saparua Johannes Rudolf Van der Berg,pecahlah perlawanan bersenjata rakyat Maluku.Hal ini menjadi latar be;lakang diadakannya musyawarah dan konsolidasi kekuatan dimana hasil musyawarah tersebut menyetujui Pattimura sebagai Kapten besar yang memimpin perjuangan.Pada 7 Mei 1817 dalam rapat umum di Baileu Negeri Haria,Thomas Maatulessy dikukuhkan dalam upacara adat sebagai "Kapitan Besar".

Sehingga,Kapitan Pattimura memulai untuk mengatur strategi perang yang akan dilakukannya bersama pembantunya. Sebagai pemimpin, Kapitan Pattimura mengkoordinir raja-raja patih dalam melaksanakan kegiatan pemerintahan, memimpin rakyat, mengatur pendidikan, menyediakan pangan dan membangun benteng-benteng pertahanan.Jiwa kewibawaan dan penuh kharisma yang ada pada diri Kapitan Pattimura dalam kepemimpinan diakui oleh raja-raja di zamannya dan rakyat biasa. 

Kapitan Pattimura juga dikenal cerdik dan mampu menghimpun kekuatan besar rakyat Maluku sehingga mempersulit pergerakan Belanda di Maluku.Nama Kapitan Pattimura juga sangat disegani oleh para pemimpin VOC kala itu yang harus memutar otak untuk menghadapi perlawanan rakyat Maluku. Tidak heran jika Pattimura sangat piawai dalam pertempuran dan mengawal pasukan.Dalam perjuangan menentang Belanda, Kapitan Pattimura juga menggalang persatuan dengan kerajaan Ternate dan Tidore, para raja Bali, raja Sulawesi dan raja Jawa. 

Perang yang dilakukan Kapitan Pattimura berskala nasional itu dihadapi Belanda dengan kekuatan militer yang besar dan kuat dengan mengirimkan sendiri Laksamana Buykes, salah seorang Komisaris Jenderal untuk menghadapi Patimura.Pertempuran yang hebat melawan angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinasi oleh Kapitan Pattimura yang juga dibantu oleh para panglima, seperti Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip Latumahina dan Ulupaha. 

Pertempuran yang terjadi menghancurkan pasukan Belanda dan tercatat, seperti perebutan benteng Belanda  Duurstede di Saparua, pertempuran di pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath, Jazirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.Strategi “devide et impera” yaitu politik pecah belah ala Kolonial Belanda pada akhirnya berhasil menumbangkan Kapitan Pattimura beserta pengikut dan pasukannya. Akibat pengkhianatan dan informasi ini, strategi Pattimura diketahui oleh Belanda dan dapat dipatahkan. 

Kapitan Pattimura ditangkap pada tanggal 11 November 1817 saat berada di Siri Sori. Belanda menawarkan kerjasama Kapitan Pattimura tetapi ia menolak keras .Perang Pattimura dapat dihentikan dengan politik adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh Belanda. Di kota Ambon, pada tanggal 16 Desember 1817 para tokoh pejuang Kapitan Pattimura, Anthony Rhebok, Philip Latumahina, dan Said Parintah akhirnya ditangkap dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan di depan Benteng Nieuw Victoria, Kota Ambon. Untuk tanda jasa serta pengorbanannya itu, Kapitan Pattimura dikukuhkan sebagai pahlawan perjuangan kemerdekaan oleh Pemerintah Republik Indonesia.


APA NILAI TELADAN YANG BISA KITA CONTOH DARI KAPITAN PATTIMURA?

Lewat perjuangan dan kegigihannya, ini memberikan banyak hal postif. Hal-hal positif yang dapat ditiru dari beliau,yaitu :

1. Giat mencari ilmu.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline