Dalam menjalani kehidupan dari bayi sampai lanjut usia, kita perlu mengambil keputusan dari puluhan pilihan. Misal pada urusan pilihan memiliki anak. Orang tua kita memiliki pilihan untuk mempunyai anak atau tidak mempunyai anak, kapan memiliki anak, dsbnya. Anak tidak punya pilihan untuk lahir di keluarga atau orang tua seperti apa. Anak sebagai hasil dari keputusan, usaha orang tua dan berkat dari Tuhan. Keputusan yang diambil dipengaruhi oleh berbagai pengetahuan yang dimiliki. Keputusan yang diambil bisa disebuat keputusan yang benar atau tidak, tepat atau salah, itu kembali ke pribadi masing-masing dan dipengaruhi oleh kualitas pengetahuan maupun pengetahuan yang dimiliki.
Bayi pun, sadar atau tidak sadar, membuat keputusan. Bayi menerima informasi dari panca indranya, kemudian bayi memilih dan memutuskan respon atau reaksi yang dilakukan. Masih pada kategori keputusan-keputusan yang memiliki konsekuensi yang sederhana.
Beranjak dewasa, anak didorong membuat keputusan yang memiliki konsekuensi yang semakin besar dan rumit. Keputusan adalah bentuk pemecahan masalah setelah memilih dari berbagai alternatif yang dibuat. Informasi yang diterima juga semakin rumit dan berefek kepada pengetahuan anak. Konsekuensi yang semakin besar dan rumit menyebabkan pengambilan keputusan dari pilihan-pilihan semakin banyak pertimbangan.
Pengambilan keputusan menjadi salah satu life skill yang penting. Namanya keterampilan maka perlu dilatih terus menerus. Pengambilan keputusan merupakan pemilihan alternatif yang paling baik dari berbagai alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti sebagai pemecahan masalah. Bagaimana kita dapat menentukan alternatif yang paling baik? Kita harus mengetahui banyak alternatif atau informasi yang benar; yang sesuai dengan permasalahan. Alternatif-alternatif itu dapat kita ketahui dari banyak informasi di sekeliling kita sehingga menjadi pengetahuan yang luas. Kita memusatkan perhatian pada informasi yang sesuai dengan permasalahan yang dihadapi.
Kita tidak cukup mengetahui informasi yang benar yang tersedia. Kita perlu memahami informasi tersebut. Memahami adalah mengerti suatu maksud dan pengetahuan yang dibangun dari pengalaman. Pengalaman tidak bisa instan, butuh waktu dan upaya untuk memiliki pengalaman. Orang yang lebih tua bisa jadi memiliki pengalaman yang lebih banyak dibandingkan dengan orang yang lebih muda.
Orang yang lebih paham atau banyak pengalaman cenderung membuat keputusan yang lebih baik dibandingkan dengan orang dengan pengalaman yang lebih sedikit pada permasalah yang sama; walupun tidak selalu. Kita dapat mengambil keputusan dengan langkah-langkah: (1) tentukan permasalahan; (2) tetapkan sasaran atau permasalahan yang ingin diatasi; (3) tentukan pilihan atau alternatif; (4) evaluasi alternatif, (5) pilih satu alternatif; (6) lakukan keputusan. Langkah awal yaitu memahami permasalah dengan benar merupakan tahap yang penting dan mempengaruhi sampai langkah akhir yaitu mengambil keputusan. Memahami permasalahan dengan benar, menentukan sasaran dengan benar dan mengembangkan alternatif solusi memerlukan pengetahuan yang luas dan relevan.
Pengambilan keputusan merupakan kegiatan yang time limit; pada waktu tertentu keputusan harus diambil. Pengetahuan yang diperlukan harus didapat sebanyak mungkin dalam waktu terbatas. Orang tidak otomatis memiliki pengetahuan dan pemahaman yang luas. Kita harus rajin mengumpulkan informasi-informasi yang diperlukan dari berbagai media: membaca, melihat, mengamati, dll menggunakan waktu yang tersedia.
Kualitas keputusan: tepat atau tidak tepat, efektif atau tidak; dipengaruhi oleh seberapa luas pemahaman individu-individu dalam organisasi sesuai dengan lingkup permasalahan. Keputusan berkualitas atau efektif jika mampu menjawab permasalahan. Keputusan yang berkualitas dimulai dari pengetahuan hingga pemahaman yang benar sejak awal yaitu sejak menentukan permasalahan yang ingin dipecahkan. Dengan waktu terbatas yang tersedia, kita harus sebaik mungkin mengumpulkan dan memahami informasi yang dibutuhkan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H