Lihat ke Halaman Asli

Martina Purna Nisa

Waktu tidak menunggu untuk kita menyumbang karya. Now or Never!

Asam Asam Tulangan, Si Segar dari Banjar

Diperbarui: 13 Februari 2021   21:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Foto: Dokumentasi Pribadi

Konon menulis dengan topik apapun tidak menjadi masalah selama si penulis mampu menyajikannya dengan apik. Setelah bergerilya melihat beragamnya tulisan di kompasiana, bahkan menulis tentang makanan pun menjadi istimewa. 

Saya semakin tertantang, mampukah saya menyuguhkan tulisan yang lezat selezat citarasa Asam Asam Tulangan yang akan saya kupas tuntas kali ini. Jika berhasil alhamdulillah, jika masih kurang nendang ya besok besok saya tambahkan "bumbu" nya. Hehe.

Jujur saja saya tidak tau persis dari mana kuliner ini berasal. Jika sebagian literatur menyebutkan asam asam tulangan khas Banjar, sebaliknya selama saya di Kalimantan Selatan sangat jarang menemui masakan ini dalam menu masakan warung atau restoran. 

Mungkin saya yang sedikit kudet ya tapi yang jelas menu ini tidak se populer Soto Banjar. Tidak penting darimana sajian ini berasal, yang jelas menu ini patut dicoba dan dijamin siapapun bisa memasak-nya. 

Tidak perlu blender atau ulekan, tidak pakai santan dan sangat praktis untuk diolah. Bahannya juga mudah. Nah sebelum saya uraikan step by step cara memasaknya saya ceritakan sedikit kisah di balik rasa "asam" menu ini.

Seperti biasa untuk mengolah sesuatu, yang paling penting adalah rencana/konsep. Jadi saat memunculkan menu ini saya sudah memasukkan buah blimbing wuluh sebagai pemantik rasa asam yang dominan dan segar untuk dipadukan dengan iga sapi yang empuk. Sayangnya saat mengumpulkan bahan, sang blimbing ini tidak tersedia di warung sayur langganan saya.

Tak patah semangat saya singgahi warung-warung lain, tak lupa juga tolah toleh kiri kanan siapa tau ada paman/bibi sayur yang lewat atau lagi nangkring di perkomplekan. 

Satu, dua, tiga....semua nihil. Ternyata blimbing wuluh memang lagi langka. Mau tidak mau saya harus mulai menerima realita dan bersiap dengan alternatif lain seperti asam jawa, jeruk nipis, dan yang paling ekstrem adalah cuka. hehe. 

Tepat di saat alternatif lain itu muncul, di ikhtiar paling akhir saat saya menghampiri bibi sayur terakhir, dengan suara lemah saya bertanya " Blimbing wuluh ada bi?" Ya, tepat seperti dugaan si bibi menggeleng "kadada blimbing wuluhnya (tidak ada blimbing wuluh)". Namun seorang ibu paruh baya yang lagi berbelanja sayur disana tiba-tiba menengahi. 

"Pian perlu blimbing wuluh kah? Ayo ikut ibu. Ada banyak di belakang rumah... " Ucapnya ramah. Masya Allah. Zaman now ternyata masih aja ada yang begitu ya padahal saya tidak mengenal ibu itu. Mata saya langsung berbinar-binar. Dan selanjutnya mengikuti alur yang sudah Allah persiapkan. Seplastik wuluh akhirnya saya dapatkan dari si ibu yang tak dikenal. Wal hasil, semakin semangatlah saya memasak asam-asam tulangan ini. 

Yuk lanjut ke resepnya. Sebelum menyiapkan bumbu, bersihkan iga dan masak di presto dengan air sekitar 600 ml / secukupnya. Matikan api setelah 25 menit dari presto mendesis. Sementara menunggu tulangan empuk, siapkan bumbunya ya. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline