Lihat ke Halaman Asli

Di Bawah Bulan yang Sama

Diperbarui: 16 September 2024   11:06

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

Masih ingatkah dirimu tentangku ?

Tentang salah satu kenangan terindah kita, dibawah sinar bulan yang temaram, kita berbaring menikmati indahnya bersama angin yang berhembus menyejukkan. Meski di tengah keindahan namun rasaku tak mendukungnya, percikan cahaya rembulan itu serasa memudar, seperti kala mentari terbenam yang rasanya menyedihkan.

Masih ingatkah janjimu untukku ?

Pada rembulan yang bersinar terang, aku masih berharap kita seperti bintang biner yang masih bersinar beriringan, kau yang masih menggenggam tanganku erat, juga aku yang masih dalam pelukanmu yang hangat, namun mungkin itu pada kehidupan yang lain.

Masih ingatkah perlakuanmu saat pertama bersama ?

Kita seperti dua bintang yang saling mengorbit itu, namu tak pernah ku pikirkan kita akan jauh dan berubah menjadi debu, aku selalu terpaku pada masa-masa indah itu, masa-masa yang pikirku sangat beruntung memilikimu. Namun kini, setelah semua ini, aku bertanya-tanya mengapa kau menghancurkan hatiku sedemikian ini.

Kini aku sendiri, dalam duniaku yang kembali sepi, meski telah berpisah, paling tidak kita masih di bawah bulan yang sama. Saat ini kau seperti bulan yang bertahun-tahun cahaya jauhnya, namun padaku kau begitu dekat karena kau masih berada dalam lubuk hatiku yang terdalam.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline