Lihat ke Halaman Asli

Marthince

Mahasiswa

Pahit Menunggu

Diperbarui: 24 Januari 2024   04:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pahit menunggu, waktu terasa berjalan lambat, Seperti secangkir kopi yang terasa tanpa gula. Mimpi-mimpi berkisar di dalam kegelapan, Menanti cahaya yang mungkin datang suatu saat.

Menunggu adalah rasa getir yang meresap, Seperti rindu yang membakar di malam sunyi. Ketidakpastian menggoreskan luka di hati, Namun, kita bertahan dalam harap yang tegar.

Seiring waktu berlalu, sabar jadi teman, Menunggu bukanlah akhir dari segalanya. Pahitnya menanti, melahirkan kekuatan, Sebuah pelajaran dalam perjalanan hidup yang panjang.

Meski pahit menunggu, tetaplah berdiri, Hanya dalam kesabaran, kita menemukan keajaiban. Tiap detik yang dilewati membawa hikmah, Dan setiap pahit menunggu, menuju keindahan yang tak terduga.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline