Menyusun Cerita Praktik Baik (Best Practice) Menggunakan Metode Star (Situasi, Tantangan, Aksi, Refleksi Hasil Dan Dampak) Terkait Pengalaman Mengatasi Permasalahan Siswa Dalam Pembelajaran
Selama ini kegiatan pembelajaran Bahasa Inggris yang dilaksanakan di dalam kelas cenderung lebih banyak menggunakan buku teks sebagai media ajar yang mana hal itu mengakibatkan pembelajaran di dalam kelas cenderung bersifat monoton. Maka dari itu penulis sebagai seorang guru, mencari alternatif solusi untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang lebih menarik dan inovatif.
Tujuan yang ingin dicapai melalui praktik pembelajaran ini yaitu untuk meningkatkan kemampuan peserta didik dalam keterampilan speaking pada materi giving instruction with imperative sentence/mood di kelas 8 SMP Negeri 1 Pengabuan melalui penerapan model problem based learning dengan menggunakan metode permainan Simon says berbantuan media flash cards dan video.
SMP Negeri 1 Pengabuan sendiri berlokasi di Jln. Dharma Bakti, Kelurahan Teluk Nilau, Kecamatan Pengabuan, Kabupaten Tanjung Jabung Barat, Jambi. Sekolah ini berdiri secara resmi pada tanggal 10 Maret 1984. Pada saat ini jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang ada sebanyak 17 orang yang terdiri dari 9 orang guru ASN/PNS, 4 orang guru honor, 1 orang TU, 1 orang operator, 1 orang pengurus perpustakaan, dan 1 orang penjaga sekolah dengan jumlah peserta didik sebanyak 103 orang.
Kondisi yang melatar belakangi rendahnya kemampuan peserta didik dalam keterampilan speaking pada materi giving instruction with imperative sentence/mood adalah:
- Peserta didik kurang mampu memahami imperative sentence dalam bahasa Inggris.
- Peserta didik kurang mampu membuat kalimat imperative untuk memberikan instruksi dalam bahasa Inggris.
- Penguasaan kosa kata Bahasa Inggris yang dimiliki oleh peserta didik masih sangat rendah.
- Peserta didik kurang percaya diri, terlalu takut salah dalam mengucapkan kata bahasa Inggris.
- Guru masih menggunakan metode ceramah yang membuat peserta didik kurang terlibat aktif dalam pembelajaran giving instruction with imperative sentence/mood.
- Model pembelajaran yang digunakan masih bersifat konvensional.
- Media pembelajaran yang kurang menarik yang menyebabkan kurangnya efektivitas serta kualitas dari proses pembelajaran
Mengapa praktik ini penting untuk dibagikan?
Praktik ini penting untuk dibagikan karena penulis ingin berbagi pengalaman kepada guru-guru, terutama yang mengalami permasalahan serupa dalam pembelajaran sehingga melalui praktik pembelajaran ini diharapkan dapat menjadi referensi yang sangat membantu untuk mengatasi permasalahan seputar pembelajaran di kelas melalui model pembelajaran yang tepat dan inovatif sesuai dengan kebutuhan peserta didik saat ini. Praktik pembelajaran ini juga diharapkan dapat menjadi referensi bagaimana guru menciptakan suasana yang menarik dan menyenangkan sehingga pembelajaran students-centered (terpusat pada peserta didik) dapat tercapai. Serta diharapkan dapat memotivasi guru untuk bisa memberikan pelayanan terbaik untuk peserta didik yang dapat mengembangkan sumber daya dan prasarana bagi peserta didik sehingga peserta didik memiliki tingkat pemahaman yang HOTS.
Sebagai seorang guru, saya menyadari bahwa saya sebagai fasilitator memiliki tanggung jawab dan kewajiban untuk terus berusaha menciptakan kegiatan pembelajaran yang menerapkan model pembelajaran yang inovatif dan kreatif sehingga tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. Selain itu, sebagai motivator, saya bertanggung jawab untuk memotivasi atau memberikan semangat kepada peserta didik dengan memberikan apresiasi atas setiap pendapat, kemampuan, dan kemajuan belajar peserta didik.
Adapun tantangan yang dihadapi dalam praktik pembelajaran ini adalah sebagai berikut :
Pada kegiatan inti fase 1 orientasi peserta didik pada masalah, masih ada peserta didik yang terlihat kurang aktif dan dan responsif untuk terlibat dalam kegiatan tanya jawab terutama terkait permasalahan yang disampaikan melalui video ataupun gambar/flash cards.