Lihat ke Halaman Asli

Menggali Warisan Budaya, Strategi Pengembangan Ekoeduwisata Berbasis Bau Nyale di Lombok Tengah

Diperbarui: 29 September 2024   23:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dr. Tuti Mutia, M.Pd. bersama tim berkoordinasi bersama Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah. Rabu. (7/8/2024)(Abymanyu)

Dr. Tuti Mutia, M.Pd. bersama tim melakukan wawancara terhadap Staf Bidang Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah. Rabu. (7/8/2024)(Abymanyu)

Lombok Tengah--- Dalam upaya melestarikan warisan budaya sekaligus mendukung pengembangan pariwisata berkelanjutan, Dr. Tuti Mutia, M.Pd. bersama tim peneliti melakukan sebuah penelitian penting terkait pengembangan ekoeduwisata berbasis Bau Nyale di Kabupaten Lombok Tengah pada tanggal 29 September 2024. Penelitian ini melibatkan pemerintah daerah Kabupaten Lombok Tengah, dan Masyarakat setempat.

Bau Nyale, sebuah tradisi tahunan yang erat kaitannya dengan legenda Putri Mandalika, telah menjadi daya tarik budaya yang sangat penting bagi masyarakat Lombok. Ritual ini melibatkan penangkapan cacing laut (nyale) yang dipercaya membawa keberuntungan. Selain aspek budayanya, Bau Nyale memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi ekoeduwisata yang dapat menggabungkan unsur pendidikan, lingkungan, dan budaya dalam satu paket wisata berkelanjutan.

Dr. Tuti Mutia menjelaskan bahwa tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk menggali potensi Bau Nyale sebagai salah satu basis pengembangan ekoeduwisata di Lombok Tengah. "Kami berupaya untuk memadukan unsur edukasi dengan pengalaman wisata yang berkelanjutan, sehingga tidak hanya menghibur wisatawan, tetapi juga memberikan pengetahuan mendalam tentang nilai-nilai budaya dan kelestarian lingkungan," jelas Dr. Tuti.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Lombok Tengah menyambut baik inisiatif ini. Menurutnya, pengembangan ekoeduwisata berbasis Bau Nyale dapat menjadi langkah strategis untuk memperkuat identitas budaya lokal sekaligus meningkatkan perekonomian masyarakat sekitar melalui sektor pariwisata.

"Sinergi antara sektor pendidikan dan kebudayaan sangat penting dalam mewujudkan pariwisata yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat lokal, kita bisa memastikan bahwa warisan budaya Bau Nyale tetap lestari dan dapat dinikmati oleh generasi mendatang," ujar Staf Bidang Kebudayaan.

Sekretaris Dinas Pendidikan dan Kebudayaan menegaskan bahwa langkah ini juga menjadi bagian dari upaya Pemerintah Kabupaten Lombok Tengah untuk mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs), khususnya dalam bidang pendidikan, pelestarian lingkungan, dan pengembangan pariwisata yang berkelanjutan.

Penelitian ini diharapkan dapat menghasilkan strategi pengembangan ekoeduwisata yang konkret dan aplikatif, sehingga Bau Nyale dapat menjadi ikon wisata berkelanjutan yang tidak hanya memikat wisatawan, tetapi juga membawa manfaat ekonomi dan sosial bagi masyarakat Lombok Tengah.

Dengan sinergi yang kuat antara para akademisi, pemerintah daerah, dan masyarakat, pengembangan ekoeduwisata berbasis Bau Nyale ini diyakini akan menjadi model keberhasilan dalam melestarikan tradisi budaya sekaligus mempromosikan pariwisata berkelanjutan di Indonesia.

Dr. Tuti Mutia, M.Pd. bersama tim melakukan observasi lapangan dan wawancara kepada masyarakat. Jumat. (7/8/2024)(Abymanyu)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline