Lihat ke Halaman Asli

Mr. Paul Sedekah Buku

Diperbarui: 2 Maret 2016   11:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Mr Paul, warga Australia, menyumbangkan buku untuk siswa-siswi SDN 4 Singotrunan, Banyuwangi/dok."][Mr Paul, warga Australia, menyumbangkan buku untuk keperluan siswa-siswi SDN 4 Singotrunan, Banyuwangi/dok]SDN 4 Singotrunan, Banyuwangi, sangat antusias untuk menerapkan budaya baca di sekolahnya. Dana Alokasi Khusus dari pemerintah tak disia-siakan, pihak sekolah mewujudkannya dalam bentuk ruang perpustakaan.


“Setelah menerima pelatihan modul 1 dari USAID PRIORITAS, kami tergerak untuk membuat perpustakaan,” kata Suci Nuryanti, Kepala SDN 4 Singotrunan, Banyuwangi. Hanya saja, ruang perpustakaan itu belum terisi buku. Pipa paralon dan lemari yang direncanakan untuk menjadi wadah penyimpan buku masih kosong.


Buku memang dibutuhkan SDN 4 Singotrunan sebab mereka telah menerapkan budaya baca. Lima belas menit sebelum pelajaran dimulai dimulai program Membaca Senyap dengan perintah langsung dari kantor guru. “Kami belum mempunyai koleksi buku, maka digelar program Sedekah Buku,” imbuh Suci.


Sedekah Buku juga merupakan hasil dari pelatihan modul 3 tentang Manajemen Berbasis Sekolah dari USAID PRIORITAS. Program yang melibatkan komite sekolah dan paguyuban orang tua murid itu berupa bazaar. Hasil yang diperoleh akan digunakan untuk pengadaan buku.
Selain itu, SDN 4 Singotrunan juga mengajukan proposal ke perusahaan-perusahaan swasta. 

Salah satu proposal tersebut mendapat respons dari Mr Paul, panggilan akrab warga Australia yang memiliki usaha mebel yang lokasinya bersebelahan dengan SDN 4 Singotrunan. Tanggapan positif Mr Paul sangat baik dan positif. Bahkan, dia meminta pihak sekolah menyusun judul buku yang dibutuhkan.


“Mr Paul juga mengatakan bersedia memesankan buku dari Australia,” ujar Didik Dwi Prayogo, guru kelas III SDN 4 Singotrunan.
Mr Paul memang sudah dikenal sering membantu warga sekitar lokasi usahanya. Nah, tawaran baiknya segera ditanggapi oleh SDN 4 Singotrunan. Mereka akhirnya menyusun sekitar 132 judul buku yang segera dipenuhi Mr Paul.


Untuk menambah jumlah koleksi buku di sekolah, dibuat program satu siswa satu buku. Artinya satu siswa membawa satu eksemplar buku, entah itu baru atau buku lama. Buku tersebut bisa ditukar dengan siswa lain. Mereka bisa membacanya di rumah dan setelah selesai ditukar dengan temannya. Sebelum menukarnya, siswa melaporkan ke guru kelas.


“Sejauh ini, mayoritas buku diperoleh dari paguyuban kelas dan dana BOS,” papar Suci. Usaha menggugah keinginan anak untuk membaca juga diusahakan sekolah dengan menjalin MoU dengan Radar Banyuwangi. Suratkabar yang disediakan dari perusahaan media itu diletakkan di rak khusus untuk suratkabar terbuat dari kayu. Rak ini diletakkan berdekatan dengan ruang guru sehingga baik para guru dan siswa bisa mengaksesnya dengan mudah. (marta nurfaidah)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline