Langit mendung prihatin, merangkul tubuhku
Dalam kesendirian aku merenung
Kau, bukankah ini pengalaman hebat
Kau, seharusnya tersenyum dan terus bermuhasabah
Dalam diam hatiku serasa dipukul
Namun ada yang merengkuhku, cahaya putih
Kau, Tataplah mataku, reguklah air mataku
Hatimu seharusnya laksana Samudra luas, jangan kau samakan jiwa dengan air segelas
Kau, tataplah mataku, tenggelamlah dalam sinarku
Pahami sinarku, tersenyumlah...!