Lihat ke Halaman Asli

marsya Kayla sabina

Mahasiswi Jurnalistik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Retorika Verbal: Menguasai Seni dan Teknik Berkomunikasi Lisan

Diperbarui: 5 Juni 2024   01:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Oleh: Syamsul Yakin dan Marsya Kayla Sabina
Dosen Retorika dan Mahasiswa UIN Syarif  Hidayatullah Jakarta

Retorika adalah keterampilan dalam berbicara. Seiring waktu, retorika telah berkembang menjadi disiplin ilmu berbicara. Pada akhirnya, retorika diakui sebagai tradisi yang mencakup komunikasi verbal dan nonverbal, yang kemudian melahirkan ilmu komunikasi. Saat ini, retorika komunikasi modern menyatukan pengetahuan, pemikiran, seni, dan keterampilan berbicara.

Retorika komunikasi terbagi menjadi dua, yaitu retorika komunikasi verbal dan retorika komunikasi nonverbal. Pembagian ini lebih terlihat pada penggunaan kata-kata serta bahasa tubuh, isyarat, pandangan mata, sentuhan, gerakan tubuh, dan lainnya.

Retorika komunikasi verbal adalah proses penyampaian pesan melalui lisan atau tulisan. Bahasa lisan dan tulisan yang digunakan harus terdengar indah, efektif, dan efisien. Kedua bentuk bahasa ini bertujuan untuk memberikan informasi (informatif), mempengaruhi atau membujuk (persuasif), serta memberikan hiburan (rekreatif).

Retorika komunikasi lisan adalah seni menyampaikan pesan dengan menggunakan bahasa lisan secara efektif dan efisien. Pada era klasik, komunikasi lisan dipahami sebagai pengucapan kata-kata secara langsung dan tatap muka, seperti dalam pidato atau ceramah di atas mimbar atau panggung.

Kemudian, muncul media komunikasi seperti televisi, radio, dan telepon, yang kemudian dikenal sebagai media konvensional atau media lama. Retorika komunikasi lisan semakin berkembang dengan hadirnya media-media ini. Saat ini, di era media sosial atau media baru, retorika komunikasi lisan dapat menggunakan berbagai platform seperti Instagram, Twitter, Facebook, dan lain-lain.

Sedangkan dalam retorika komunikasi tertulis, simbol-simbol seperti huruf dan angka ditulis, diketik, atau dicetak untuk menyampaikan pesan dengan menggunakan kata-kata yang menarik, estetis, efektif, dan efisien.
 Dulunya digunakan alat tulis  manual, kemudian muncul mesin tik biasa, mesin ketik elektrik, dan hingga saat ini kita masih menggunakan papan ketik komputer, pulpen ketik, atau pulpen digital.

Dahulu kala, manusia menggunakan media-media primitif seperti daun, kulit binatang, bahkan kertas, sebelum tinta menjadi umum. Sebelum itu, batu tulis merupakan pilihan utama. Pada era 1990-an, kapur tulis masih menjadi standar di banyak sekolah.

Seiring berjalannya waktu, media komunikasi tulisan terus berkembang. Pada tahun 1906, Jerman memperkenalkan koran sebagai media komunikasi yang baru. Majalah pertama kali muncul pada tahun 1665 di Prancis. Namun, buku telah dikenal sejak zaman kuno, bahkan sebelum Masehi, terutama di Mesir pada abad ke-24 SM.

Saat ini, dengan kemajuan teknologi, orang dapat menulis menggunakan berbagai media baru seperti Twitter, WhatsApp, Telegram, dan lainnya.
Inilah makna dari pernyataan di atas bahwa retorika komunikasi modern merupakan perpaduan antara pengetahuan, pemikiran, seni, dan keterampilan percakapan.
 Retorika bukan hanya seni berbicara dan menulis, tetapi juga ilmu berbicara dan menulis.
 Retorika tidak hanya mencakup keterampilan berbicara dan menulis, tetapi juga keterampilan berbicara dan menulis berbasis data dan penelitian*.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline