Nita adalah anak perempuan yang memiliki kegemaran dalam bidang olahraga, khususnya bela diri pencak silat. Sejak kecil, Nita sering bermain dengan kakak laki-lakinya. Ia juga sangat senang melihat kakaknya mengikuti perlombaan dan turnamen pencak silat di kotanya. Menurutnya, seorang perempuan yang mahir dalam bela diri adalah perempuan yang luar biasa. Hingga akhirnya, Ia berusaha memperdalam kegemarannya tersebut dengan cara bermain sekaligus berlatih bersama kakaknya. Dengan begitu, Ia mulai bermimpi menjadi seorang pelatih pencak silat.
Sangat menyenangkan apabila memiliki pekerjaan yang sesuai dengan kegemaran, pikirnya. Namun, mimpi Nita nampak pupus begitu saja. Orang tuanya yang melekat pada tradisi menuntut Nita untuk tumbuh menjadi wanita yang molek dan anggun seperti wanita desa di kampungnya dahulu. Secara tidak langsung, orang tua Nita melarangnya untuk berlatih bela diri, yang jelas berbeda jauh dari ekspektasi mereka.
Menurut Nita, keputusan ini sungguh tidak adil. Tapi Ia teguh pada pendiriannya untuk tetap menekuni kegemarannya. Ia tidak terlalu memerdulikan omelan kedua orang tuanya itu. Tapi Ia selalu ingat bahwa Ia harus tetap menghormati kedua orang tuanya. Oleh karena itu, Ia berlatih tanpa sepengetahuan mereka. Nita mencoba berbagai cara agar bisa terus berlatih. Ia menabung uang jajannya untuk ikut membayar seorang pelatih.
Suatu hari, Nita mendapat kabar dari teman pencak silatnya bahwa bulan depan akan diselenggarakan sebuah Turnamen Nasional. Nita sangat bersemangat mendengar kabar tersebut dan segera mendaftarkan dirinya. Ia berlatih keras untuk turnamen tersebut.
Hingga di hari finalnya, Nita berhasil mengalahkan lawannya dan meraih juara pertama. Karena ini adalah Turnamen Nasional, hasil kejuaraannya tersebut pun disiarkan di televisi dan kedua orang tua Nita dapat melihat buah hatinya mengalungkan medali emas. Sepulangnya dari turnamen, orang tua Nita menghampirinya dan mengatakan bahwa mereka begitu bangga. Mereka janji pada Nita untuk selalu mendukung keinginan Nita selama itu yang terbaik untuknya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H