Lihat ke Halaman Asli

Mencintai yang Tak Seharusnya Dicintai

Diperbarui: 25 Juni 2015   22:40

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila rasa ini datang pada waktu yang salah maafkanlah aku. Bila aku harus mencintaimu di saat dan dalam keadaan yang tak tepat maafkan lah aku. Bila aku harus membuatmu dalam keadaan bimbang,maafkan lah aku. Aku datang mungkin di saat yang tak tepat, di saat semua bercerita tentang bahagiamu dan dirinya tengah berkumandang. Aku mencintaimu namun tak seharusnya aku mencintaimu. Aku memandang mu dengan sunyi di mataku, dan sepi menyelimuti kehampaan jiwaku yang kecewa karena keadaan memaksa semua. Bila kembali ku pandangi potret wajahmu dan dirinya ada rasa iri akan bahagia yang tak bisa ku miliki. Namun apa daya kau bukan milik ku, kau tak pantas dan tak mungkin aku miliki lagi. Aku berlari dari pusaran waktu, namun aku terperangkap dalam lembah keputus asaan. Aku takut tak bisa mencinta lagi selain dirimu. Aku berlari dalam gelap malam ingin ku buang jauh hasrat untuk memiliki mu, namun aku  terjebak dalam dinginnya perasaan. Aku tak mampu berisyarat dengan angin sebab aerosol yang mengalir terlalu banyak di dalamnya. Aku coba untu menapaki hari dengan tanpa dirimu, namun sunyi dan sepi ku rasa di dalam jiwa ini. Kekosongan yang menghantui aku setiap helaan nafasku yang membuat aku terhanyut dalam kegalauan rasa.

Aku sendiri tak mengerti akan semua ini. Kau datang bagai hujan basahi jiwa yang pernah kering dan haus akan cinta. Tak lama kau bawa racun yang tak hanya membunuh rasa itu namun menghancurkan harapan ku tentang masa depan kita berdua. Aku mencintai yang tak seharusnya aku cintai. Aku kadang merasa dunia ini tak adil mengapa aku harus terlambat mengenalmu, mengapa di saat semua ini sudah terjadi dan kau telah berdua aku baru mengerti akan cinta yang sesungguhnya. Aku seperti aliran sungai yang perlahan mulai mengering berharap kan datang hujan yang dapat kembali membasahi dan menghanyutkan semua kenangan tentangmu. Aku terperangkap dalam kebimbangan dan kepalsuan cinta yang membuat aku tak bisa beranjak dari dunia semu yang kau bawa dalam hidup ku. Aku lelah kadang bila menikmati permainan ini. Aku kadang tak sanggup bila harus menatap kebahagianmu sementara aku tak bisa menata kebahagiaan aku sendiri. Aku memang tak seharusnya mencintai dirimu, karena dirimu sudah menjadi miliknya bukan untuk ku......

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline