Lihat ke Halaman Asli

Simfoni Langit Biru

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Alam berbahasa dengan embun di dedaunan hijau
Kala aku masih tenggelam dalam buaian sendu
Seberkas duri dari sekumtum bunga mawar masih tertanam dalam ruang di hati ini
Angin berlalu dengan iringan waktu
Aku berdiri di atas seonggok rapuhnya kayu
Di penghujung rindu yang terus memburu
Namun pupus saat hujan datang menyapu
Aku tersadar di sela rinai hujan itu
Seberkas sinar surya menghiasi pemandangan hampa
Tepat di penghujung mata ini berada
Sinarnya hangat terus menyapa
Aku pun mulai berbahasa dengan pelangi berwarna
Merangkai sebuah simfoni tentang langit biru
Berharap duri yang kau beri hilang di antara awan pagi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline