Beberapa hari yg lalu saya dan istri pergi untuk melayat seorang sahabat yang telah ditinggalkan suami tercinta.
Sayup sayup saya mendengar obrolan istri saya dengan sahabatnya. "cukup kaget ditinggalkan suamiku. Karena tidak ada tanda tanda." Kami mendengarnya keluh kesahnya dan tentu Nyonya saya menghiburnya sahabat itu.
Sembari mereka ngobrol, tiba tiba pikiran saya melayang di masa masa kuliah saya. Ada permainan yang menarik untuk dilakukan dan diingat. Kami duduk dalam satu baris. Pada lengan kanan jari jarinya menutup dan berbentuk seperti corong atau untuk mudah dibayangkan seperti anda memakan nasi dengan tangan. Sedang tangan kiri, telapak tangan berbentuk seperti mangkok yang terbalik.
Begitu semuanya telah siap, pemandu games berkata. Jagalah tangan kananmu agar tidak diambil oleh orang sebelah kananmu. Sedangkan di sebelah kirimu ambilah tangan kanan orang disebelah kirimu.
1,2,3 .... Permainan dimulai. Hasilnya cukup banyak tangan kanan yang termakan oleh sebelah kanan.
Kesimpulannya dari games itu, cukup susah memang menyeimbangkan antara keinginan dan apa yang sudah kita miliki. Hm....tentu bagi anda yg pernah bermain ini, akan banyak sekali refleksi dari permainan ini.
Permainan itu menyadarkan diri saya akan kehadiran dan posisi saya sedang ada dimana. Terkadang kita tidak menyadari bahwa harta yang paling berharga adalah pasangan kita. Sering kita marah, mengecewakan pasangan hidup kita, tapi tak jarang pula pasangan hidup juga yang membantu kita. Tak jarang pula kita mengalami keterpisahan dengan pasangan hidup kita. Padahal ada juga yang bilang bahwa keterpisahan itu adalah ilusi. Bukankah setelah kita menemukan pasangan hidup, anda dan pasangan hidup akan menjadi satu keluarga?
Menjadi pertanyaan bagi kita semua terutama diri saya sendiri, seberapa sadar diri kita untuk membuat bahagia pasangan kita? Bagaimana bila terlambat? Bagaimana kalau kita terluka yang disebabkan oleh pasangan kita?
Pandanglah dan ingatlah selalu akan sisi positif pasangan hidup anda, meminta maaf bila salah dan belajar untuk mengampuni.
Tetaplah semangat untuk memberi cinta kepada pasangan hidup sebelum Sang Pemilik hidup memisahkan anda dan pasangan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H