Lihat ke Halaman Asli

Wacana Pendidikan Militer di Lingkungan Kampus

Diperbarui: 23 Agustus 2020   01:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Belakangan ini, timbul beragam keputusan dari pemerintah yang mengejutkan masyarakat. Salah satunya adalah wacana untuk mengadakan pendidikan militer di perguruan tinggi. Hal tersebut sontak membuat masyarakat bergidik ngeri dalam sekejap.

Bercermin dari Negeri Ginseng

Kementrian Pertahanan Republik Indonesia mengusulkan penerapan pendidikan militer kepada mahasiswa selama satu semester. Wakil Menhan Sakti Wahyu Trenggono mengatakan telah menjalankan kerjasama dengan Kemendikbud terkait dengan hal tersebut (Ramadhan, 2020)

Pemain Sepakbola Asal Korea, Son H.M. mengikuti Wajib Militer (Sumber foto: South Korean Marine Corps via Ge/Handout)

Beberapa negara sudah sangat lumrah dengan pendidikan militer. Salah satunya adalah Korea Selatan. Seperti yang ramai dibicarakan, seluruh warga laki-laki di Korea Selatan yang berumur 18 hingga 28 tahun diwajibkan melaksanakan pendidikan militer selama kurang lebih 2 tahun lamanya (Ulfa, 2019).

Jika Korea Selatan mengadakan wajib militer untuk mempertimbangkan situasi keamanan pasca terpecahnya semenanjung Korea (Ulfa, 2019), lalu apa urgensi Indonesia dalam mengadakan pendidikan militer di tingkat kampus?

Urgensi Wajib Militer di Masa Lampau

Sebelum ramai dibahas, Indonesia pernah melaksanakan beberapa kali wajib militer di masa lampau, terutama pada zaman pra-kemerdekaan.

Illustrasi Wajib Militer (Sumber foto: news.detik.com/berita/d-5139694/pendidikan-militer-untuk-mahasiswa-dinilai-kontradiktif-dengan-kampus-merdeka)

Mengutip Marsella dan Badaria (2015), ada beberapa urgensi dalam menetapkan wajib militer di masa lampau antara lain dasar hukum, alasan kondisi geografis, pembangunan karakter, serta kekuatan pertahanan negara dan bela negara.

Keempat urgensi tersebut memudar seiring dengan berjalannya waktu. Setelah 75 tahun merdeka, masih perlukah pendidikan militer di tingkat kampus untuk meningkatkan rasa cinta tanah air?

Kekhawatiran Masyarakat

Berbicara mengenai rasa khawatir di masyarakat, tidak dapat terlepas dari pelanggaran HAM di masa lalu. Sejarah perselisihan antara masyarakat sipil dan militer mengakibatkan trauma yang berkepanjangan di kalangan masyarakat.

Sebelum mencuatnya berita di media mengenai pendidikan militer, Indonesia telah ditekan oleh keadaan di masa pandemi. Alih-alih menenangkan masyarakat, berita tersebut justru membuat masyarakat resah.

Adanya kontradiksi dari keputusan yang satu dengan yang lainnya menimbulkan keraguan. Kondisi ini dinilai belum relevan karena tidak memiliki urgensi yang cukup. Terlebih jika menimbulkan kontradiksi dengan slogan "Kampus Merdeka" dari Kemendikbud.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline