Oleh Kelompok 4, PKN G-21 : Kiniki Raihan Adzani, Kirana Ayu Destya Melati, Marshanda Salsabila, Muhammad Helmy Prima
Universitas Negeri Malang, 28 November 2023 --- Sebuah penelitian mendalam yang dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Malang menggambarkan tantangan serius yang dihadapi mahasiswa menjelang Ujian Akhir Semester (UAS). Dalam rangka melaksanakan tugas akhir matakuliah Pendidikan Kewarganegaraan, Kelompok 4 PKN G21 melakukan analisis tingkat stres akademik dengan harapan untuk memahami dan meningkatkan kesejahteraan akademik di kalangan sesama mahasiswa. Penelitian ini bertujuan untuk menjelajahi faktor-faktor yang dapat menyebabkan tingkat stres yang tinggi di antara mahasiswa, dampaknya terhadap kesejahteraan akademik, dan upaya yang dapat dilakukan untuk membantu mahasiswa mengelola tekanan akademik yang intens menjelang UAS.
Stres akademik merupakan kenyataan tak terelakkan bagi mahasiswa menjelang Ujian Akhir Semester (UAS), namun bagaimana upaya mereka dalam memahami dan mengatasi tantangan ini? Pendidikan tinggi, sebagai perjalanan yang melibatkan sejumlah tantangan dan tekanan bagi mahasiswa, menuntut pemahaman yang mendalam terhadap bagaimana mahasiswa menghadapi momen kritis seperti mendekati Ujian Akhir Semester (UAS). Saat itulah beban tugas meningkat, tanggung jawab semakin besar, dan tingkat stres akademik mencapai puncaknya.
Dalam konteks ini, Proyek Kesehatan dan Kesejahteraan di lingkungan perguruan tinggi menjadi suatu upaya yang sangat penting, terutama ketika mahasiswa mendekati periode ujian akhir semester (UAS). Pada fase ini, tingkat stres akademik seringkali mencapai puncaknya karena beban tugas dan tanggung jawab akademis yang meningkat. Analisis tingkat stres akademik pada mahasiswa dapat memberikan wawasan mendalam tentang tantangan yang mereka hadapi dan membantu membangun strategi yang sesuai untuk meningkatkan kesejahteraan akademik. Oleh karena itu, Proyek Kesehatan dan Kesejahteraan menjadi sebuah inisiatif yang penting untuk memahami dan mengatasi tingkat stres akademik mahasiswa.
Penelitian ini melibatkan metode penelitian kualitatif dan kuantitatif. Wawancara, observasi, dan analisis tematik digunakan untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang pengalaman dan persepsi mahasiswa terkait stres akademik. Wawancara dilakukan dengan dua metode: tatap muka langsung (offline) dan secara online melalui Google Meet. Wawancara offline memungkinkan interaksi personal, sementara wawancara online memfasilitasi partisipasi mahasiswa dari kota dan perguruan tinggi yang berbeda. Pendekatan ini memanfaatkan teknologi untuk mengatasi batasan geografis, memberikan gambaran komprehensif tentang pengalaman mahasiswa dari berbagai latar belakang. Selain itu, kuesioner yang tersebar luas digunakan untuk mengumpulkan data kuantitatif tentang tingkat stres dan strategi yang digunakan oleh mahasiswa untuk mengatasi tekanan akademik.
Berlanjut dari metodologi penelitian yang telah dijelaskan, Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat stres secara keseluruhan mahasiswa mencapai 78%, dengan 22% berada dalam kategori stres rendah. Meskipun demikian, data ini memberikan gambaran bahwa mahasiswa secara umum menghadapi tantangan dalam pengelolaan stres, dengan beberapa variabilitas yang mempengaruhi motivasi dan prestasi akademik mereka. Adapun mahasiswa yang memiliki tingkat stres rendah, sekitar 22%, ternyata cenderung memiliki dampak pada motivasi mereka, di mana semakin rendah tingkat stres, semakin minim motivasi untuk berprestasi, yang kemudian berdampak pada pencapaian akademik mereka. Dari hasil tersebut juga dapat dipahami bahwa penyebab tingkat stres mahasiswa melibatkan berbagai faktor, seperti kecemasan terhadap nilai, beban tugas tinggi, tenggat waktu yang dekat, dan kesulitan belajar akibat kurang menguasai materi. Faktor eksternal, seperti keikutsertaan dalam organisasi dan pekerjaan, juga turut berkontribusi pada tingkat stres mereka.
Mengalami stres mendekati ujian akhir semester dapat membawa dampak serius pada mahasiswa, baik dari segi psikologis maupun akademik. Secara psikologis, stres tersebut dapat menghasilkan tingkat kecemasan yang tinggi, memicu tekanan mental, dan menimbulkan perasaan putus asa atau putus harapan. Terkadang, dampak psikologis ini dapat berujung pada gangguan kesehatan mental, seperti depresi atau kecemasan. Sementara itu, dampak akademik dari stres mendekati ujian akhir semester dapat mencakup penurunan kinerja belajar, kesulitan konsentrasi, dan tingkat kegagalan yang lebih tinggi dalam ujian. Mahasiswa yang mengalami stres mungkin kesulitan memusatkan perhatian pada studi, mengalami penurunan motivasi belajar, dan menghadapi rasa tidak percaya diri terhadap kemampuan mereka.