Masalah utama yang sedang dihadapi dunia sekarang salah satunya adalah krisis energi. Sumber energi yang utama sekarang dari minyak bumi. Namun minyak bumi sekarang merupakan sumber energi yang tidak dapat diperbaharui, sehingga sekarang harus memutar otak pikiran bagaimana kebutuhan energi tetap bisa tetap tercukupi.
Energi yang berpotensi diandalkan di masa depan adalah energi yang dapat diperbaharui, salah satunya yaitu biodiesel. Beberapa kelebihan biodiesel yaitu mengurangi emisi gas-gas beracun seperti, mengurangi senyawa karsinogenik dan meningkatkan pelumasan mesin.
Biodiesel adalah energi yang dapat diperbaharui, sama dengan hewan dan juga tumbuhan. Karena Indonesia merupakan salah satu negara tropis, dimana potensi untuk ditemukannya sumber untuk biodiesel sangatlah besar. Oleh karena itu, Indonesia sangat berpotensi unutk memproduksi biodiesel dalam jumlah banyak dimasa depan.
Biodiesel merupakan suatu ester monoalkil dari asam lemak rantai panjang, yang berasal dari sumber yang dapat diperbaharui, seperti minyak nabati dan minyak hewani. Minyak ini dapat digunakan pada mesin diesel. Kandungan utama biodiesel adalah metil ester asam lemak yang dihasilkan dari trigliserida dalam minyak nabati dan minyak hewani dengan methanol melalui reaksi transesterifikasi.
Lemak hewani adalah lemak yang dihasilkan dari hewan yang diproses sedemikian rupa yang nantinya lemak ini dapat digunakan sebagai bahan dasar biodiesel. Lemak hewani mengandung banyak lemak jenuh dibandingkan dengan lemak nabati, oleh karena itu lemak hewani memiliki viskositas (kekentalan) yang tinggi.
Keuntungan dari menggunakan lemak hewani sebagai bahan baku biodiesel yaitu bahan baku nya selalu tersedia, tidak ada musiman, dan hewan mudah dikembangbiakan.
Hewan dan tumbuhan menjadi sumber bahan baku utama dalam pembuatan biodiesel. Salah satu hewan yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel ini adalah ulat hongkong (Yellow Mealworm Beetle) dan Larva Lalat Black Soldier Fly.
Alasan ulat hongkong dipilih sebagai sumber biodiesel dikarenakan satu induk ulat hongkong dapat bertelur sekitar 300 telur yang nantinya dapat menetas dalam waktu 10-14 hari. Ulat hongkong ini sering digunakan sebagai pakan burung kicau. Walaupun ulat hongkong banyak dimanfaatkan dan ketersediaannya bersifat berkelanjutan karena waktu berkembangbiak relatif cepat.
Ulat Hongkong juga menjadi salah satu serangga yang umum digunakan untuk biodiesel karena serangga dapat mengkonversi limbah organik menjadi akumulasi lemak di dalam tubuh nya. Ulat Hongkong cenderung memakan biji-bijian busuk atau biji-bijian giling dengan kondisi yang lembab dan buruk. Ulat ini dapat dipanen sekitar 9 minggu setelah diberi makan.
Setelah itu, ulat hongkong diekstrasi untuk mengambil kandungan minyak didalamnya. Pada penelitian yang telah dilakukan sebelumnya oleh Zheng L., dkk,