Lihat ke Halaman Asli

Meroketnya Elektabilitas "Anak Ingusan" Agus Harimurti Yudhoyono

Diperbarui: 25 November 2016   17:33

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kompasianer jenius, Yon Bayu pernah menulis artikel menggelitik berjudul “SBY Merusak Skenario Jokowi”. Hingga detik ini artikel tersebut telah menjadi artikel terpopuler sepanjang 2016 yang telah dibaca lebih dari 446.177 kali dengan jumlah vote sebanyak 66. Artikel tersebut membuat banyak Ahoker yang kebakaran jenggot.

Dalam artikelnya, Yon Bayu menganalisis bahwa kemunculan Agus Harimurti Yudhoyono di detik-detik terakhir jelang penutupan telah menghancurkan skenario Jokowi. Seandainya kandidatnya hanya Ahok dan Anies, maka Jokowi bisa “tidur nyenyak”, karena siapa pun pemenangnya tetap “orang istana”. Bagi Jokowi, Jakarta sebagai ibukota negara sangat penting untuk bisa “dikendalikan” dari istana. Sehingga jika hanya Ahok dan Anies yang bertarung maka pemenangnya tetap “orang istana”.

Di detik-detik terakhir jelang penutupan, SBY membuat kejutan dengan “mengorbankan” karir militer Agus Harimurti Yudhoyono. Sebuah kejutan yang mampu memporak-porandakan, skenario Jokowi.

Siapa pun tahu Anis Baswedan adalah “orangnya” Jokowi. Setelah ditendang dari Konvensi Partai Demokrat, Anis Baswedan dipilih oleh Jokowi menjadi juru bicaranya. Sebuah pilihan yang cerdas karena Anis Baswedan memang memiliki komunikasi yang mumpuni dan sangat disegani. Terbukti saat pilpres 2014, Anis Baswedan tampil sebagai pelindung Jokowi dari segala serangan verbal. Anis Baswedan bersama Eep Saefullah Fatah juga menjadi otak Jokowi saat debat pilpres. Kini Anis Baswedan bersama Eep Saefullah Fatah kembali bersatu dalam pilkada DKI Jakarta. Tak ada yang bisa membantah bahwa Anis Baswedan adalah “orangnya” Jokowi.

Dan SBY menjadi orang pertama yang bisa membaca skenario Jokowi. Dengan pengalaman politiknya, SBY mampu membawa partai-partai pendukung Jokowi untuk bergabung mengusung Agus Harimurti Yudhoyono. Hal inilah yang membuat Megawati sangat marah karena partai-partai pendukung Jokowi justru lebih memilih bergabung mengusung Agus Harimurti Yudhoyono.

Kini publik baru tahu bahwa pilihan SBY sangat tepat. Tren elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono terus menanjak. Dari saat baru mendaftar ke KPU, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono hanya 1,7% sedangkan Ahok sudah 56%. Tapi berkat strategi kampanye yang tepat, elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono terus menanjak, sebaliknya Ahok terus menurun.

Hanya bermodalkan elektabilitas 1,7%, Agus Harimurti Yudhoyono melakukan blusukan ke seluruh wilayah DKI Jakarta. Hasilnya, survey Populi Center pada bulan September elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono sudah mencapai 15%, meskipun masih urutan buncit. Lompatan yang sangat dahsyat dari 1,7% menjadi 15%.

Lalu survey LSI Denny JA pada akhir September,  elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono sudah mencapai 19%. Lagi-lagi masih urutan buncit.

Survey Median lagi-lagi menempatkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono pada urutan buncit sebesar 21%.

Dan pada awal Oktober, survey Saiful Mujani Research Center (SMRC) menunjukkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono sudah mencapai 22.4%.

Dan kini, dibulan Nopember survey Indikator Politik Burhanuddin Muhtadi menempatkan elektabilitas Agus Harimurti Yudhoyono pada posisi puncak sebesar 30,4%. Dahsyatnya lagi, elektabilitas 30,4% dicapai ketika popularitas Agus Harimurti Yudhoyono belum pada puncaknya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline