Lihat ke Halaman Asli

Marsenda Diva Nurulaqiqa

UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri Purwokerto

Islam dan Media Sosial

Diperbarui: 24 Oktober 2024   01:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Media sosial adalah sebagai sarana yang digunakan oleh orang-orang umtuk berkomunikasi, berinteraksi dengan cara menciptakan dan berbagi informasi, ide, gagasan dalam jaringan komunikasi virtual. Dalam ajaran islam, media sosial digunakan untuk syiar amal ma'ruf nahi munkar yang menjamin dan mengatur kebebasan berekspresi mengemukakan pendapat. Media sosial telah menjadi platform penting dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks agama seperti islam. Dengan berkembangnya teknologi informasi, media sosial memfaslitasi interaksi yang lebih cepat dan luas diantara individu, kelompok, dan masyarakat secara global. Islam, sebagai agama yang meiliki penganut lebih dari satu miliar orang diseluruh dunia, juga tidak luput dari pengaruh media sosial. Dimana pada opini ini saya akan membahas tentang hubungan antara islam dengan media sosial.

Salah satu manfaat terbesar dari media sosial dalam konteks islam adalah kemampuannya menjadi alat berdakwah. Umat muslim dapat dengan mudah menyebarkan ajaran agama, berbagi nasihat, dan berdiskusi tentang berbagai topik keislaman melalui Facebook, Instagram, Youtube, Twitter dan Tiktok atau masih banyak lagi. Banyak dari kalangan ustadz dan ulama yang memanfaatkan media sosial untuk menyebarkan ceramah, khutbah, dan materi edukasi lainnya yang bisa diakses oleh banyak orang. Fenomena ini memberikan dampak yang sangat positif dalam penyebaran islam secara global, terutama dikalangan generasi muda yang lebih banyak meghabiskan waktu di internet. Dakwah yang disampaikan dimedia sosisal juga lebih fleksibel dan dapat disesuaikan dengan konteks modern, sehingga lebih mudah dipahami oleh audiens yang heterogen.

Di sisi lain medai sosial juga memungkinkan adanya dakwah lintas budaya dan lintas bahasa dibuktikan dengan hadirnya konten-konten keislaman dengan berbagai bahasa mulai dari bahasa arab, inggris atau bahasa daerah yang dapat diakses oleh siapapun tak terbats dengan letak geografis mereka. Hal ini menyebabkan peluang yang luas guna penyebaran agama islam apalagi dinegara-negara yang populasi muslimnya sangat kecil.

Media sosial memiliki potensi yang besar guna menyebarkan islam dan memfasilitasi dialog, namun tidak bisa dipungkiri platform-platform yang sudah disebutkan diatas pasti menimbulkan tantangan-tantangan tersendiri bagi para penggunanya. Salah satu tantangan yang dapat ditimbulkan yaitu adanya informasi yang tidak valid dan akurat mengenai islam. Dengan kebebasan bermedia sosial siapapun bisa mempublikasi konten apapun tentangb islam tanpa harus melalui proses validasi dan verifikasi untuk memastikan bahwa konten tersebut benar. Akibatnya, misinformasi atau bahkan disinformasi tentang silam sering kali tersebar luas, yang dapat menimbulkan kesalahpahaman diantara non-Muslim maupun kalangan muslim sendiri.

Selain itu tantangan lainnya adalah ketergantungan pada media sosial untuk beribadah dan berinteraksi dalam konteks keagamaan. Meskipun mengikuti ceramah atau kajian islam secra daring dapat memperkaya pemahaman, ada khawatiran bahwa ini dapat mengurangi interkasi fisik dan sosial di dalam komunitas muslim itu sendiri. Islam sangat mengajarkan pentingnya akhlak dan etika dalam setiap aspek kehidupan, termasuk dalam penggunaan media sosial. Dalam islan, setiap tindakan dan ucapan seseorang akan selalu dipertanggungjawabkan termasuk apa yang ditulis atau dibagikan dimedia sosial. Oleh karena itu, penting bagi umat muslim untuk memperhatikan apa yang diucapkan dan dismapiakn dimedia sosial guna menjaga adab dan etika saat berinteraksi di media sosial.

Agar media sosial dapat diamfaatkan dengan baik dalam konteks islam, umat muslim perlu mengembangkan literasi digital yang baik, dimana berarti mampu memilah informasi, bersikap kritis terhadap konten yang ada serta memanfaatkan media sosial untuk hal-hal yang bermanfaat. Sebagai alat dakwah, media sosial harus digunakan untuk menyebarkan nilai-nilai islam yang positif, seperti toleransi, kasih sayang, kedailan dan perdamian. Selain itu, perlu adanya upaya untuk mengedukasi masyarakat, terutama generasi muda mengenai bahaya radikalisasi dan ekstremisme dimedia sosial. Hal ini dapat dilakukan melalui kampanye yang melibatkan ulama, akademisi, serta tokoh masyarakat yang mengendepankan pentingnya memahami islam secara utuh dan moderat. Yang mengartikan media sosial dalat alat yang netral yang menentukan dampak baik dan buruknya dalah bagaimana alat tersebut digunakan. Dalam konteks islam, media sosial memiliki potensi yang besar untuk mendukung dakwah dan menyebarkan nilai-nilai positif, asalkan digunakan dengan bijaksana dan penuh tanggungjawab.

Secara keseluruhan, media sosial memiliki dampak yang signifikan terhadap umat Islam. Ia dapat menjadi alat yang bermanfaat untuk penyebaran informasi, penguatan komunitas, dan promosi nilai-nilai positif. Namun, tantangan yang dihadapi juga tidak bisa diabaikan. Dengan mengedepankan etika, tanggung jawab, dan pemahaman yang benar tentang ajaran Islam, umat Islam dapat memanfaatkan media sosial dengan bijak dan efektif. Pada akhirnya, kita memiliki kekuatan untuk menjadikan media sosial sebagai sarana yang mendukung penyebaran pesan damai dan toleransi dalam masyarakat yang semakin kompleks ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline