Ambisverse 2021. Bagaimana tidak? Tanggal itu merupakan gerbang awal perjuangan mereka. Saya adalah salah satu dari 854.599 peserta yang mendapat tiket emas untuk mendaftarkan diri, tetapi tidak termasuk dalam 110.459 siswa yang diterima di universitas pilihannya.
22 Maret 2021 adalah tanggal yang cukup bersejarah bagi sebagian angkatanSeperti pada tahun sebelumnya, Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi Negeri (LTMPT) menyediakan dua jalur tes yakni SNMPTN dan SBMPTN. SNMPTN merupakan tes dengan nilai rapor semester I sampai dengan V ditambah nilai indeks sekolah (kualitas lulusan, prestasi yang diperoleh sekolah, prestasi alumni di universitas yang dituju, dll), dan pemerataan daerah.
Sayangnya, tak semua siswa berkesempatan mendaftarkan diri. Setiap sekolah dengan akreditasi A hanya diberi kuota 40% dari total murid didiknya. Sementara itu, sekolah terakreditasi B mendapat kuota 30% dan C 20%. Tentu mereka adalah peraih nilai rata-rata rapor tertinggi.
Lain halnya dengan SNMPTN, SBMPTN menggunakan peringkat nilai tes ujian tulis berbasis komputer (UTBK) yang akan diselenggarakan serentak di perguruan-perguruan tinggi negeri (biasanya satu bulan setelah pengumuman SNMPTN). Soal-soal yang diujikan ada dua subtest yakni tes potensi skolastik (TPS) dan tes kemampuan akademik (TKA). Materinya pun tidak main-main sulitnya.
Dari awal, saya paham betul jalur SNMPTN ini adalah hadiah, tak boleh dianggap lebih. Kakak-kakak tingkat memperingatkan saya kalau jalur ini merupakan jalur gaib karena berdasarkan pengalaman, anak dengan rata-rata nilai rapor yang lebih rendah justru diterima ketimbang anak dengan rata-rata yang lebih tinggi.
Sebenarnya ada banyak faktor yang menentukan berhasil tidaknya kita mendaftar SNMPTN, di antaranya dengan melihat peluang dan mengatur strategi. Banyak siswa yang gagal karena memasang target terlalu tinggi tanpa diimbangi prestasi yang amat cemerlang. Namun, sebagai seorang manusia, sah-sah saja untuk berharap, asalkan juga siap untuk patah hati. Jika Anda, teman Anda, saudara Anda, atau anak Anda tetap ingin lulus SNMPTN, pastikan Anda melakukan hal ini:
1. BECERMIN
sudah mengetahui minat dan bakat sebelum menentukan universitas dan jurusan (cara mengetahui minat bakat versi saya akan saya jelaskan di artikel berikutnya).
Becermin maksudnya kita harus melihat kembali potensi diri. Nilai rapor yang sekarang ditangan tidak bisa diubah (kecuali sekolah Anda bisa diajak kompromi). Prestasi tiga tahun belakangan sudah tidak bisa ditambah lagi sehingga yang bisa disesuaikan adalah pilihan universitas dan jurusan. Akan tetapi, pastikan AndaCoba konsultasikan dengan guru BK dan orang tua terlebih jika Anda punya pikiran untuk lintas jurusan (saya tidak menyarankan lintas jurusan). Jika guru BK tidak membantu, silakan PDKT dengan kakak tingkat. Tanya sepuasnya, tidak usah malu-malu. Malu bertanya sesat di kuliahan. Beberapa hal yang perlu ditanyakan seperti:
Misalkan saya mau mendaftar di program studi/jurusan Proteksi Tanaman Universitas K.
- Apakah nilai dan prestasi saya cukup berpeluang untuk diterima di Universitas tersebut?
- Bagaimana track record kakak tingkat di Univeritas K?
- Apakah di tahun-tahun sebelumnya ada kakak tingkat yang masuk ke Universitas K di jurusan Proteksi Tanaman lewat SNMPTN?
- Berapa banyak pendaftar tahun lalu di jurusan itu? Berapa jumlah yang diterima dari jalur SNMPTN?
- dan lain-lain sesuai kebutuhan
Rangkum jawaban yang diperoleh dengan baik. Kalau perlu, buat tabel pertimbangan. Gali informasi sebanyak-banyaknya dari mana pun. Baik dari sosial media, webiste resmi, lembaga bimbingan belajar, maupun teman-teman yang berbeda sekolah.
2. TIDAK MENDUAKAN PTN-BH
Dalam SNMPTN, kita diberi kesempatan memilih dua universitas serta dua program studi. Jika universitas yang Anda incar adalah PTN-BH (Perguruan Tinggi Berbadan Hukum), jangan berani-berani menduakan. Menduakan berarti memilih universitas yang berbeda. PTN-BH kebanyakan tidak mau diduakan.