Lihat ke Halaman Asli

Marsel Jahanut

Pemerhati Sosial Politik, Penggemar Diskursus, Penyuka Dialektika

Hindari Politik Lempar Batu Sembunyi Tangan di Mabar

Diperbarui: 7 September 2020   15:27

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi (Foto: Istimewa)

Bicara prestasi seorang pemimpin, biasanya tidak menutupi kemungkinan ada sosok di belakangnya. Orang ini mempunyai pengaruh yang cenderung sangat besar, baik terhadap personal seorang pemimpin maupun terhadap kepentingannya. Jika menukil dari teori politik, ada yang namanya relasi patron-klien. Seorang pemimpin sebagai patron dan orang yang punya kepentingan (klien - bisa pengusaha atau pejabat) yang konon bertendensi kuat "menyetir" sang patron.

Jika menilik kembali ke konstelasi sosial politik di Manggarai Barat, ketidakberhasilan seorang pemimpin sangat ditentukan oleh orang-orang di belakangnya. Bisa penyokong dana atau logistik, ideologi, ataupun relasi kekerabatan. Oleh karenanya, tidak bisa semata-mata menuding kiprah seorang pemimpin sendirian karena faktor dirinya semata. Di Mabar, bisa jadi itu sebuah keniscayaan besar. Bahkan di semua wilayah di Indonesia.

Ketika saat ini semua mata melihat kepada performa kepemimpinan Gusti Dula, jangan lupakan pula siapa tokoh utama yang menyokong beliau hingga menjadi Bupati Mabar. Beliau bisa dikatakan sebagai tokoh pendukung utama pemimpin yang sekarang disebut tidak memiliki prestasi. Hal ini sudah jadi rahasia umum di Mabar.

Ironisnya, yang bersangkutan sebenarnya juga memiliki tanggung jawab dan tugas untuk mengawal, mengoreksi dan menjadi mitra kerja sang pemuncak eksekutif di Mabar. Tak lain dan tak bukan karena pucuk pimpinan legislatif di Mabar adalah instrumen check and balance kinerja sang Bupati. Tak seharusnya ada aksi lepas tangan dari sang legislatif yang punya tanggung jawab untuk meluruskan kerja sang eksekutif.

Namun justru saat ini, beliau ini ternyata juga berhasrat untuk mendaki tangga kekuasaan untuk menggantikan sosok yang disebut-sebut nirprestasi itu. Aroma persaingan demi kontestasi pilkada Mabar 2020 pun kian menyengat, bahwa tudingan dadakan itu muncul untuk menyerang kandidat yang kebetulan adalah pasangan pejabat kepala daerah alias petahana saat ini. Kenapa baru muncul saat ini? Kemarin-kemarin kemana saja e'e? Adakah pesan sponsor bermain?

Ibaratnya hanya berganti kulit saja, jika sang pengatur dari belakang layar telah terlihat kegagalannya mengiringi patronnya, ternyata berkehendak menggantikan posisinya ke depannya. Apa jaminan bahwa ketika kekuasaan digenggamnya, akan mampu membawa Mabar menuju prestasi keberhasilan yang jauh lebih baik, jika rekam jejaknya sebagai pengawas eksekutif boleh dikatakan juga gagal alias minim prestasi jua?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline