Lihat ke Halaman Asli

Tidak Ada Lagi Kata Ribet! Mahasiswa KKN TIM 1 UNDIP Bantu Digitalisasi Perpustakaan Sekolah Desa Sangge

Diperbarui: 14 Februari 2023   10:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Sangge -- Boyolai, 10 Februari 2023 , Muhammad Yasser Al Falah Mahasiswa program studi Ilmu Perpustkaan bantu digitalisasi perpustakaan sekolah

"Baca Bukumu, Jangan Biarkan Sampai Berdebu" , begitulah lirik yang ada di OST sebuah acara tv yaitu Upin dan Ipin. Memang benar, buku adalah jendela dunia. Sebuah fasilitas yang dapat memperkenalkan kita dengan dunia luar secara Cuma-Cuma. Sebelum kehadiran internet, buku adalah media untuk mencari informasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat. Dan saat ini, penggunaan buku dan internet bisa digunakan secara berdampingan.

Buku.. Bukanlah sesuatu yang hanya dimiliki oleh pihak-pihak tertentu. Buku bukan hanya dimiliki oleh para peneliti, profesor, dan lain-lain. Saat ini, setiap individu memiliki akses mendapat/membaca buku. Tidak membutuhkan biaya, kita semua dapat menemui buku di Perpustakaan yang disediakan oleh pemerintah. Bahkan, unit terkecil Pendidikan yaitu Sekolah Dasar memiliki perpustakaanya sendiri. Bukan hanya itu, pemerintah bahkan memberikan fasilitas buku gratis yang tersebar di instansi pendidikan di Indonesia. Namun, tak sedikit sekolah yang memiliki perpustakaan yang terbengkalai. Beberapa hambatan yang ditemui adalah kurangnya minat baca dan pengelolaan perpustakaan yang masih tradisional.

Era serba digital, katanya. Ternyata, masih banyak yang belum memanfaatkan teknologi dengan optimal. Masih banyak instansi pendidikan yang belum memanfaatkan teknologi secara tepat guna. Contohnya saja, perpustakaan terbengkalai dikarenakan belum adanya digitalisasi perpustakaan.

SD N 1 Sangge dan Madrasah Ibtidayah Desa Sangge adalah salah satu contoh sekolah dasar yang masih menjalankan perpustakaan secara tradisional. Hal ini menjadi pemantik bagi Mahasiswa KKN yang mencoba membangkitkan kembali perpustakaan. Niatnya sederhan, yaitu meningkatkan angka minat baca di Desa tersebut.Buku-buku yang masih tidak tertata dan banyak dimakan rayap merupakan kondisi terkini sebelum Mahasiswa KKN datang ke Desa Sangge.

Hal pertama yang dilakukan adalah penataan buku untuk pendataan buku-buku yang ada. Buku-buku ini dikumpulkan berdasarkan jenis buku dan penulisnya. Setelah seluruh buku tertata dengan baik, selanjutnya Mahasiswa KKN mengenalkan digitalisasi perpustakaan berupa penggunaan aplikasi SLIMS.

Hal ini sangat diterima dengan baik oleh pihak sekolah yang sejak dulu perpustakaannya masih berjalan secara tradisional. Dengan adanya pengenalan dan edukasi penggunaan SLIMS, diharapkan Sekolah Dasar yang ada di Desa Sangge akan memudahkan pengelolaan perpustakaan di hari yang akan mendatang. Kehadiran SLIMS diharapkan dapat memberikan contoh kepada sekolah dasar lain yang berada di Kecamatan Klego

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline